Meningkatkan Literasi Siswa dalam Pembelajaran Sejarah melalui Program Bersahabat dengan Buku

POTRET: Guru Sejarah SMK Kepanjen, Malang, Jawa Timur, Arin Devin Jayanti, S.Pd. (Istimewa/Lingkarjateng.id)

POTRET: Guru Sejarah SMK Kepanjen, Malang, Jawa Timur, Arin Devin Jayanti, S.Pd. (Istimewa/Lingkarjateng.id)

*Oleh: Arin Devin Jayanti, S.Pd., Guru Sejarah SMK Kepanjen, Malang, Jawa Timur.

LITERASI adalah keterampilan membaca, menulis, dan memahami teks yang merupakan pondasi penting dalam pendidikan. Dalam konteks pembelajaran sejarah, meningkatkan literasi siswa sangat penting untuk memperkaya pemahaman mereka tentang peristiwa masa lalu. Salah satu pendekatan yang efektif adalah dengan menerapkan program “Bersahabat dengan Buku.” Program ini bertujuan untuk mendorong minat baca siswa, meningkatkan pemahaman mereka tentang sejarah, serta mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan analitis. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi pentingnya program Bersahabat dengan Buku dalam meningkatkan literasi siswa dalam pembelajaran sejarah.

Meningkatkan Minat Baca: Program Bersahabat dengan Buku mendorong siswa untuk menjadikan membaca sebagai kebiasaan sehari-hari. Dengan memperkenalkan berbagai buku yang berkaitan dengan topik sejarah, siswa akan merasa tertarik dan terinspirasi untuk membaca lebih banyak. Buku-buku ini dapat berupa narasi sejarah, biografi tokoh-tokoh penting, atau fiksi berlatar sejarah. Minat baca yang meningkat akan membantu siswa dalam memperluas pengetahuan mereka tentang sejarah serta meningkatkan pemahaman mereka tentang konteks historis.

Pemahaman yang Lebih Mendalam: Melalui program Bersahabat dengan Buku, siswa dapat mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang peristiwa sejarah. Buku-buku sejarah menyajikan informasi yang lebih terperinci dan kontekstual dibandingkan dengan buku teks biasa. Siswa dapat mempelajari sudut pandang yang berbeda, mendapatkan wawasan yang lebih kaya, dan memperdalam pemahaman mereka tentang hubungan sebab-akibat dalam sejarah. Pemahaman yang lebih mendalam ini akan memperkaya diskusi kelas dan memungkinkan siswa mengembangkan perspektif yang lebih luas.

Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis: Program Bersahabat dengan Buku melibatkan siswa dalam analisis dan evaluasi kritis terhadap teks-teks sejarah yang mereka baca. Siswa diajak untuk mengajukan pertanyaan, membandingkan sudut pandang yang berbeda, dan mengevaluasi keandalan sumber. Dengan melibatkan keterampilan berpikir kritis, siswa akan menjadi lebih kritis terhadap informasi yang mereka temui, menghindari penilaian yang sepihak, dan dapat mengambil kesimpulan yang didasarkan pada bukti yang kuat.

Keterampilan Berpikir Analitis: Program ini juga mendorong pengembangan keterampilan berpikir analitis siswa. Siswa diajak untuk menganalisis konteks sejarah, menghubungkan peristiwa masa lalu dengan masa kini, dan mengidentifikasi pola atau tren yang muncul dari analisis mereka. Dengan berlatih keterampilan berpikir analitis, siswa akan menjadi lebih terampil dalam memahami kompleksitas sejarah, melihat gambaran yang lebih luas, dan memahami implikasi jangka panjang dari peristiwa masa lalu.

Peningkatan Kemampuan Menulis: Program Bersahabat dengan Buku juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan menulis mereka. Setelah membaca buku-buku sejarah, siswa dapat diminta untuk menyusun esai, ulasan buku, atau karya tulis lainnya yang melibatkan refleksi dan analisis. Kemampuan menulis yang ditingkatkan akan membantu siswa dalam mengorganisir ide-ide mereka, mengungkapkan pemikiran secara jelas, dan mengembangkan argumentasi yang kuat.

Kesimpulan: Program Bersahabat dengan Buku adalah pendekatan yang efektif dalam meningkatkan literasi siswa dalam pembelajaran sejarah. Melalui program ini, siswa dapat mengembangkan minat baca, memperdalam pemahaman tentang peristiwa sejarah, mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan analitis, serta meningkatkan kemampuan menulis. Dengan literasi yang ditingkatkan, siswa akan memiliki pemahaman yang lebih kaya tentang warisan budaya dan pengalaman masa lalu, serta siap menghadapi tantangan masa depan dengan landasan yang kuat.

Daftar Pustaka

  1. Purwanto, S. E., & Usman, M. U. (2015). Pembelajaran Sejarah yang Bermakna. Pustaka Pelajar.
  2. Mulyono, S. (2010). Strategi Pembelajaran Sejarah Berbasis Sumber. Cipta Prima Nusantara.
  3. Sunarto. (2016). Revitalisasi Pembelajaran Sejarah Berbasis Literasi. Literasi Nusantara.
  4. Syaifullah, A. (2014). Pendidikan Sejarah: Pemikiran, Konteks, dan Pengembangannya. PT. Rajagrafindo Persada.
  5. Suyanto, B. (2018). Pembelajaran Sejarah Berbasis Kompetensi. Deepublish.
  6. Sofyan, H., & Musa, R. (2013). Peningkatan Minat Baca Siswa dalam Pembelajaran Sejarah melalui Pendekatan Pembelajaran Aktif. Jurnal Sejarah Citra Lekha, 1(1), 15-26.
  7. Khoiri, N. (2017). Meningkatkan Minat Baca Siswa melalui Pembelajaran Sejarah Berbasis Literasi. Jurnal Ilmu Sejarah, 15(2), 97-111.
  8. Djamarah, S. B., & Zain, A. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta.
  9. Mustakim, M. (2019). Implementasi Pembelajaran Sejarah Berbasis Literasi dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa. EduHumaniora-Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru, 11(1), 71-82.
  10. Wicaksono, D. D., & Wijayanti, N. (2017). Peningkatan Literasi Sejarah melalui Pendekatan Project Based Learning. Jurnal Pendidikan Sejarah Indonesia, 6 (1), 1-12.
Exit mobile version