Oleh: Giovani Ayu Arjanti, Yunike Tri Nurmala Rahma, Jihan Nofarisma, Intan Nur Rohmah, dan Cornelia Dominique Agisca Diose.
Pendidikan Guru Sekolah Dasar || Univeersitas PGRI Semarang || 2024
ABSTRAK
Kebudayaan yang ada pada sekitar saya salah satunya yaitu ada barongan, barongan merupakan salah satu kesenian yang ada di Blora. Barongan juga memiliki daya tarik sendiri karena mencerminkan sifat kerakyatan seperti kekompakan dan keberanian. Sejarah singkatnya yaitu adalah cerita tentang Prabu Klana Sawandana yang ingin mempersunting Dewi Sekartaji yang dihadang oleh Singo Barong.
PENDAHULUAN
Kebudayaan yang ada di Blora salah satunya yaitu Barongan. Apasih Barongan itu? Barongan adalah kesenian yang bentuknya seperti Binatang yang di kenal dengan makhluk berkaki empat atau berkaki dua dengan kepala singa. Ada juga Sejarah barongan berawal dari kisah Prabu Klana Sawandana dari Kabupaten Bantarangin yang ingin mempersunting Dewi Sekartaji dari Kerajaan Kediri, oleh karena itu Patih Bujangganong atau Pujonggo Anom diperintah untuk meminangnya. Akan tetapi saat rombongan dari Bantarangin yang menuju Kerajaan Kediri sampai di Hutan Wengker mereka di hadang dan di kalahkan oleh Singo Barong.
Singo Barong sendiri merupakan jelmaan dari Gembong Amijo yang ditugaskan menjaga hutan tersebut. Hal sama juga dialami oleh rombongan lurah noyontoko dan untub, utusan raden panji asmara bangun dari jenggala, yang juga diutus untuk melamar dewi sekartaji. Karena kewalahan, noyonyoko dan untuk mendatangkan saudara sepeguruan mereka, yaitu joko lodro dari kedung srengenge, untuk menghadapi singo barong. Joko lodro digambarkan sebagai pendekar yang sakti mandraguna dan dapat berubah wujud menjadi raksasa. Pada akhirnya, singo barong pun dapat ditaklukan dan dibunuh. Akan tetapi, singo barong memiliki kesaktian dan dapat hidup Kembali asal disumbari dengan nama singo barong.
Ada juga Reog Ponorogo yang berasal dari Jawa Timur dengan orang berkepala singa dan hiasan bulu merak dengan topeng besar yang beratnya mencapai 50-60kg yang biasanya di dalamnya ada paku dan tempat untuk menggigit reog tadi. Barongan sendiri ada suatu keunikan yang Dimana saat melakukan pertunjukan ada sebuah atraksi yaitu kesurupan, seperti memakan ayam hidup, memakan pecahan kaca, memakan lampu neon dan mengupas kulit kelapa dengan menggunakan gigi dan biasanya barongan sendiri biasa digunakan pada acara acara tertentu seperti sunatan, sedekah bumi atau pada pernikahan anak pertama yang Dimana anak pertama tersebut harus memasukkan kepalanya ke dalam mulut barongan tadi.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Menurut Sugiyono (2018:213) metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat yang digunakan untuk meneliti pada kondisi ilmiah (eksperimen) dimana peneliti sebagai instrumen, teknik pengumpulan data dan di analisis yang bersifat kualitatif lebih menekan pada makna. Metode yang di gunakan ini berdasarkan dari pengumpulan data dari berbagai sumber, seperti internet, buku digital dan lainnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kesenian tradisional adalah kesenian yang diciptakan oleh masyarakat banyak yang mengandung unsur keindahan yang hasilnya menjadi milik bersama (Alwi, 2003: 1038).
Barongan merupakan kesenian khas yang ada di Blora yang Dimana penampilannya digambarkan dalam bentuk kepala singa dengan berkaki dua atau berkaki empat. Sedangkan Reog Ponorogo adalah kesenian dari Jawa Timur yang Dimana pada saat pementasan barongan pasti Ada Reog dengan topeng besar dan bulu meraknya.
Barongan Blora memiliki ciri khas yang membedakan dengan tarian macan di tempat-tempat lain. Hal ini menjadi bukti bahwa barongan Blora memang istimewa. Tiga ciri khas utama barongan Blora adalah gamelan pengiring, alur cerita dan tokoh-tokoh yang tampil dalam sebuah pagelaran barongan. Tokoh-tokoh barongan terdiri atas, Barongan (Gembong Amijoyo), Gendruwon (Joko Lodro), Penthulan (Untup, Noyontoko dan Mbok Gainah), Jaranan (Pasukan dari kerajaan Jenggala) dan Patih Pujangga Anom (Bujangganong).
Penerapan bagi anak SD bisa di tambahkan pada ekstrakulikuler yang dimana kita mengajarkan kesenian barong dan tari jatilan. Serta agar anak-anak melestarikan kebudayaan khas, di sisilain juga dapat melatih kekompakan antar anak-anak.
BENTUK PERTUNJUKAN
Pertunjukan Barongan Blora telah mengalami perubahan sesuai dengan selera zamannya seperti, bentuk dan nilai-nilai kekeluargaan, kesederhanaan, dan sepontanitas. Pembaruan tersebut tidak serta merta diterima oleh grup-grup barongan yang ada di kabupaten Blora seiring berjalannya waktu, bentuk dan nilai-nilai pertunjukan telah disepakati oleh beberapa grup barongan yang ada di kabupaten Blora. Barongan juga diiringi dengan gamelan yang berupa kendang, gong, saron, kenong, dan slompret. Hasil penelitian menunjukan bahwa. Pertama, bentuk pertunjukan barongan risang Guntur seto disajikan dalam dua bentuk yaitu pertunjukan arak-arakan dan drama tari pertunjuka drama tari diawali dengan pra pertunjukan berupa selametan, doa Bersama, talu, dan padupan. Keudian masuk kedalam pertunjukan drama tari barongan risang Guntur seto yang didukung oleh elemen-elemen mendukung artistic diantaranya, tema, alur, cerita, penari, gerak, pola lantai, ekspresi, rias, busana, music, panggung, property, pencahayaan, seting dan penonton. Perubahan didorong oleh dua factor yaitu internal (pola pikir dan inovasi seniman pendukungnya) dan eksternal (politik dan teknologi). Sasaran dan penelitian pertunjukan barongan kabupaten blora merupakan pertunjukan yang syaratnya akan dinilai oleh leluhurnya.
ELEMEN PERTUNJUKAN
Barongan
Kesenian Barongan merupakan kesenian khas Jawa Tengah. Namun dari beberapa daerah yang ada di Jawa Tengah, Kabupaten Blora yanglebih banyak dalam jumlah bila dibandingkan dengan lainnya.Sepintas kesenian ini mirip dengan reog Ponorogo, namun bila diperhatikan banyak terdapat perbedaannya. Apalagi berkaitan dengan pakem cerita yang melatar belakangikesenian tersebut.Seni Barong merupakan salah satu kesenian rakyat yang amat populer dikalangan masyarakat Blora, terutama masyarakat pedesaan. Didalam seni Barong tercermin sifat-sifat kerakyatan masyarakat Blora, seperti sifat spontanitas, kekeluargaan,k esederhanaan, kasar, keras, kompak, dan keberanian yang dilandasi kebenaran. Biasanya secara rutin tiap tahunnya pemerintah kabupaten melalui dinas pariwisatanya mengadakan kontes barongan antar sanggar yang tersebar di berbagai kecamatan diBlora.
Gendruwon (Joko Lodra)
Gendruwon (Joko Lodra) adalah tokoh yang kuat, berwibawa dan tegas dan berhasil membunuh Singo Barong dalam sebuah peperangan mempertahankan hutan wengker (hutan jati) di Blora.
Penthulan barongan
Kata penthul sendiri berasal dari kata pentolan,jagoan atau pimpinan yang bermakna bahwa kita harus patuh kepada pemimpin. Dalam hal ini pemimpin yang dimaksud adalah Tuhan yang Maha Esa dan pemimpin dalam suatu negara. Selainitu, kata pethul juga memiliki arti dipenke leh nuthul (mencari makan). Hal tersebut berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dimana kita sebagai manusia senantiasa berupaya mencari makan (penghasilan) untuk bertahan hidup dengan tetap patuh terhadap pemimpinnya.
Jaranan
Kesenian jaranan adalah salah satu jenis kesenian rakyat atau kesenian tradisional yang sampai saat ini masih banyak ditampilkan. Selain jaranan ada juga kesenian sejenis namun dengan nama yang berbeda, yaitu;Jaran Kepang, Kuda Lumping, Jathilan, atau Tari Kuda. Bentuk kesenian ini berupa pertunjukan tarian yang dilakukan oleh beberapa orang penari mengendarai replika kuda (dalam bahasa jawa replika kuda tersebut. bernama Jaranan). Tarian ini biasanya dipentaskan dengan iringan alat musik, instrumen gamelan, (walaupun dalam perkembangannya instrumen itu bisa bertambah dengan instrumen lain baik yang masih tradisional maupun yang sudah menggunakan media elektronik). Tarian jaranan, sesuai dengan keragaman namanya juga memiliki keragaman bentuk dan maksud pementasannya. Kuda kepang atau kuda lumping, merupakan salah satu jenis kesenian tradisional yang menjadi pertunjukkan rakyat di Jawa. Berupa tarian menunggang kuda, yang dimainkan oleh sekelompok orang dengan iringan gamelan. Tokoh-tokohnya merupakan kombinasi dari
tokoh lucu seperti penthul dan tembem, atau penthul dan kacung, dengan tokoh raksasa yang disebut barongan. Gamelan pengiringnya terompet kecil, angklung, gong kecil, kendang, kenong dan ketipung. Pakaian pemainnya berbeda antara daerah satu dengan daerah yang lainnya. Namun, pada dasarnya para pemain berpakaian ala ksatria, bak mirip pakaian wayang orang.
Patih Pujangga Anom (Bujangganong)
BUJANG Ganong dikenal dengan nama Patih Pujangga Anom. Konon di Jawa Timur sebelum nama Ponorogo sudah ada sebuah kerajaan besar bernama Bantaran Angin.Dalam seni Reyog Ponorogo tokoh Bujang Ganong ini digambarkan sebagai tokoh yangmemiliki gerak energik, lincah, dan bersemangat dalam kehidupan.Sosok ini juga kocak atau lucu namun berkemampuan hebat dalam hal seni bela diri. Bujang Ganong menggambarkan seorang patih muda yang cekatan, berkemauan keras, cerdik, dan sakti. Dari cerita rakyat Ponorogo Jawa Timur, Bujang Ganong konon adalah adik seperguruan dari Prabu Klono Sewandono, Raja Bantaran Angin.
KESIMPULAN
Jaman yang semakin maju dan perkembangan dunia teknologi membuat banyak informasi-informasi dan kebudayaan-kebudayaan dari luar negeri masuk ke Indonesia. Hal ini membuat budaya lokal seperti kesenian-kesenian tradisional semakin ditinggalkan dan terlupakan, padahal kebudayaan dan kesenian-kesenian tersebut merupakan identitas dan jati diri bangsa.Barongan merupakan salah satu kesenian tradisional yang sekarang masih terjaga di kabupaten Blora Jawa Tengah.Barongan merupakan suatu kesenian yang cerita kejadiannya terjadi di daerah Jawa Timur tepatnya di Kediri. Namun, cerita ini terobsesi oleh masyarakat Blora sehingga terbentuklah kesenian Barongan menjadi kesenian khas Kabupaten Blora. Walaupun kesenian ini masih ada dan terjaga di Kabupaten Blora namun eksistensinya sangatlah berkurang sehingga ditakutkan akan punah dikemudian hari maka dari itu penulis bermaksud mengenalkan kesenian ini agar anak-anak mengetahui bahwa Barongan merupakan salah satu kesenian Tradisional yang sangat berharga sehingga mereka akan melestarikannya dikemudian hari.