LAMPUNG, Lingkarjateng.id – Dua kandidat tokoh besar Nahdlatul Ulama (NU) mencuat dalam Mukmatar ke-34 NU di Lampung, 23-25 Desember 2021. Kedua nama yang berpotensi maju menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yaitu sang petahana, KH Said Aqil Siroj dan Khatib Aam PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya).
Berikut gambaran umum dari dua kandidat yang mencuat dalam Muktamar ke-34 PBNU:
SAID AQIL SIRADJ
Ketua Umum PBNU masa bakti 2010-2015 dan 2015-2020 ini merupakan incumbent atau ketua umum petahana, yang digadang-gadang sebagai calon terkuat. Ia mengaku mendapat banyak dukungan dari berbagai pihak untuk kembali mencalonkan diri memimpin PBNU. Karena itu, ia optimis mencalonkan diri kembali sebagai calon ketua umum PBNU.
“Saya terima permintaan atau perintah dari para kiai sepuh,” katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (8/12). Dalam kegiatan itu, ia menyebutkan sejumlah tokoh besar yang telah memberinya dukungan, antara lain: Habib Luthfi, Tuan Guru Turmudzi, KH. Muhtadi Dimyati, KH. Dimyati Rois, KH Agoes Ali Masyhuri, dan Kiai Bustomi.
YAHYA CHOLIL STAQUF
Sosok NU yang akrab disapa Gus Yahya ini merupakan Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah NU Jawa Timur sekaligus Khatib Aam PBNU. Pria kelahiran Rembang ini juga mantan juru bicara Presiden ke-4 Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Dukungan untuk Gus Yahya berbasis di Jawa Timur.
Ayahanda dari Gus Yahya merupakan salah satu pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), KH. Muhammad Cholil Bisri. Beliau juga keponakan dari tokoh besar NU dan budayawan ternama, Mustofa Bisri atau Gus Mus.
Motivasinya mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PBNU adalah untuk menjadikan NU sebagai model peradaban di masa depan.
Dukung Habib Luthfi bin Yahya Jadi Rais Aam PBNU
Nah, itulah pengenalan singkat dua kandidat terkuat dalam Muktamar ke-34 NU di Lampung. Berdasarkan urutan acara muktamar ke-34 NU yang dibagikan panitia, hari ini (23/12) pukul 15.30 WIB akan digelar Sidang Pleno IV untuk menghitung dan menetapkan 9 ulama sepuh NU yang akan bergabung dalam formatur Ahlul Halli Wal Aqdi (Ahwa) atau tim pemilih Rais Aam PBNU. Jabatan Rais Aam ini dipilih melalui musyawarah mufakat dengan sistem Ahwa, yang dilakukan sejak kemarin (22/12) oleh PWNU, PCNU, dan PCINU.
Setelah mengetahui 9 nama ulama yang tergabung dalam Ahwa, selanjutnya mereka akan menggelar musyawarah untuk menunjuk Rais Aam PBNU. Kemudian agenda selanjutnya, Sidang Pleno V untuk memilih Ketum PBNU, yang akan dilakukan oleh peserta muktamar (muktamirin). Rapat Pleno V akan mengesahkan ketua PBNU terpilih periode 2021-2026. (Nai | Lingkarjateng.id)