5 Tips Cegah Flat Spot pada Kendaraan yang Lama Tak Terpakai

ILUSTRASI: Ban mobil mengalami flat spot karena lama tak dipakai. (Freepik @toa55/Lingkarjateng.id)

ILUSTRASI: Ban mobil mengalami flat spot karena lama tak dipakai. (Freepik @toa55/Lingkarjateng.id)

Lingkarjateng.id – Bagi pemilik kendaraan bermotor, menjaga mesin agar tetap memiliki performa maksimal adalah sebuah keharusan. Begitu pula dengan menjaga kesehatan ban kendaraan. Pasalnya kendaraan yang lama tak dipakai bisa berpotensi mengalami kerusakan, salah satunya  flat spot.

Flat spot yaitu kondisi tapak ban mengalami kerusakan atau aut akibat tekanan secara terus menerus pada bagian ban yang sama. Kondisi flat spot dan kampas rem yang lengket akan mengganggu performa kendaraan. Jika dibiarkan dalam jangka waktu yang lama, flat spot bisa menimbulkan risiko yang lebih berbahaya ketika kendaraan digunakan pasalnya flat spot berada pada bagian yang berkontak langsung dengan jalanan.

Terdapat dua jenis flat spot yaitu permanen dan sementara. Jika flat spot permanen terjadi, maka ban harus diganti. Sedangkan jika flat spot sementara terjadi bisa hilang ketika pengguna berkendara dan ban menjadi lebih panas.

Nah, berikut ini hal-hal yang harus diketahui untuk mencegah ban kendaraan mengalami flat spot:

1. Gunakan penyangga ban

Jika berencana tidak memakai kendaraan dalam jangka yang sangat lama, dianjurkan untuk menggunakan penyangga ban agar kondisi ban tetap bertahan pada bentuk aslinya. Dengan meletakkan penyangga ban, maka titik tumpu ban tidak akan terbeban pada bagian tertentu. Hal ini sekaligus bisa mencegah flat spot dalam cuaca apapun.

Selain itu, agar kondisi ban tetap awet letakkan kendaraan di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung. Sinar UV bisa merusak dan membuat ban menjadi kering.

2. Panaskan kendaraan secara berkala

Tak hanya ban kendaraan, memanaskan kendaraan juga bagus untuk mesin agar tetap bekerja dengan baik. Gunakan kendaraan untuk berkeliling selama 5-7 menit di sekitar rumah. Hal tersebut bertujuan untuk menjaga suhu ban agar tetap stabil sehingga struktur ban tersebut tidak berubah.

3. Naikkan tekanan angin pada ban

Sebelum meninggalkan kendaraan, cobalah untuk menaikkan tekanan hingga ±3 psi, atau pastikan tidak melewati batas maksimal rekomendasi dari pabrikan. Hal ini diperuntukkan ketika ingin menggunakan kendaraan setelah lama tidak digunakan dengan risiko yang lebih sedikit.

4. Cek tekanan angin secara berkala

Tekanan yang stabil dapat mengurangi kerusakan yang fatal. Jika tekanan angin pada ban sudah di bawah batas normal, segeralah mengisi tekanan anginnya.

5. Cek keausan ban

Berkurangnya tekanan angin pada ban dapat mempercepat keausan pada ban. Hal tersebut karena beban yang diterima oleh tapak ban akan menjadi lebih besar sehingga terjadi defleksi ban. Pengecekan ini dapat dilakukan minimal satu minggu sekali. Kamu dapat mengeceknya pada simbol TWI (tread wear indicator) secara berkala. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)

Exit mobile version