5 Cara Bantu Karyawan Kurangi Stres Finansial saat Tanggal Tua

ILUSTRASI: Stres yang dialami oleh karyawan. (Sumber Gambar: Freepik @creativeart/Lingkarjateng.id)

ILUSTRASI: Stres yang dialami oleh karyawan. (Sumber Gambar: Freepik @creativeart/Lingkarjateng.id)

Lingkarjateng.id – Seorang karyawan tentu pernah merasakan kejenuhan saat bekerja hingga khawatir berlebihan soal uang. Hal inilah yang menjadi salah satu sumber stres utama bagi para karyawan di Indonesia, terutama saat tanggal-tanggal tua.

Apalagi, beberapa waktu lalu pemerintah pusat telah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) hingga berimbas pada kenaikan sejumlah kebutuhan pangan. Tentunya, ini menyebabkan pengeluaran untuk urusan perut para karyawan, terutama yang dialami oleh anak rantau.

Berdasarkan laporan Mercer Marsh Benefits, lebih dari sepertiga atau sekitar 37 persen pekerja di Indonesia mengalami stres sehari-harinya dan satu dari tiga memiliki kondisi finansial yang lebih buruk dari sebelumnya.

Dari ketidakpastian ekonomi hingga kenaikan harga kebutuhan pokok memberikan tekanan finansial dengan dampak serius pada kesehatan mental karyawan.

CEO Wagely Tobias Fischer dalam siaran resminya, dijelaskan bahwa banyak karyawan yang mengalami stres finansial lebih dari sebelumnya dan berharap mendapatkan dukungan dari perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan memiliki peran penting dalam mendukung kesejahteraan finansial para karyawan.

Berikut Lingkarjateng.id rangkum 5 cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk membantu meringankan stres yang dialami oleh karyawannya.

1. Cari Tahu Kesulitan Karyawan

Tidak ada satu cara ajaib yang paling tepat untuk membantu mengurangi stres masalah finansial, karena setiap karyawan memiliki kebutuhan finansial yang berbeda. Di sinilah survei dapat membantu mencari tahu apa yang membuat karyawan stres dan keuntungan apa yang paling dibutuhkan. Mulailah dengan survei dan temukan cara terbaik dalam mendukung karyawan Anda.

2. Tambahkan Pelatihan Keuangan

Tidak semua karyawan akan merasa nyaman memberi tahu perusahaan bahwa karyawan sedang menghadapi kesulitan keuangan. Berhubung kondisi finansial seseorang sering kali dilihat sebagai masalah pribadi, studi yang sama dari PwC menyarankan bahwa sesi pelatihan keuangan secara perorangan akan sangat membantu karyawan karena sifatnya yang pribadi dan rahasia.

Untuk itu, perusahaan dapat mempertimbangkan penyertaan pelatihan finansial di dalam sumber penunjang kesehatan mental.

3. Bantu Mencapai Kesejahteraan Finansial Berkelanjutan

Dalam menjerat orang untuk masuk ke lingkaran utang, lintah darat biasanya menyasar karyawan yang hidup dari gaji ke gaji dan karyawan membutuhkan dana darurat untuk pengeluaran tidak terduga.

Meski utang atau kondisi finansial yang buruk tidak secara langsung mengarah pada kesehatan mental, terus-menerus khawatir bagaimana bisa melunasinya dapat sangat berdampak. Karena itu, perusahaan harus hadir untuk memberdayakan tenaga kerja karyawan dengan program kesejahteraan finansial yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Sudah banyak perusahaan terkemuka yang memberikan Earned Wage Access (EWA) sebagai program benefit karyawan. Melalui platform EWA, karyawan dapat mengakses gaji yang telah karyawan peroleh sebelum hari gajian. Baik untuk membayar sewa tempat tinggal atau biaya hidup lainnya, karyawan yang kehabisan gaji di tengah bulan tidak perlu lagi beralih ke layanan pinjol ilegal.

4. Tingkatkan Literasi Keuangan Karyawan

Mewujudkan tujuan finansial dimulai dengan literasi keuangan. Apapun bentuknya, pelatihan itu akan membantu karyawan agar tidak terlalu cemas dan stres mengenai uang.

Saat karyawan hendak menghadapi keputusan terbesar dalam hidup, seperti membeli rumah dan membayar pendidikan anak, karyawan perlu memahami pentingnya anggaran, perpajakan, suku bunga, siklus utang, dan lain-lain.

Pada akhirnya, literasi dapat meningkatkan pengetahuan mengenai keuangan dan berbekal pengetahuan yang cukup akan membantu karyawan meningkatkan kesejahteraan finansial.

5. Tumbuhkan Kesadaran Kesehatan Mental di Perusahaan

Tentunya, Anda sudah akrab dengan gejala dan pengobatan untuk penyakit umum seperti flu, batuk, diare dan yang baru-baru ini, Covid-19. Namun, apakah Anda yakin karyawan tahu bagaimana menjaga kesehatan mental mereka?

Kesalahpahaman dan stigma seputar kesehatan mental sering menyebabkan orang menderita dalam diam dan tidak mencari bantuan. Itulah mengapa menumbuhkan kesadaran terhadap kesehatan mental di tempat kerja merupakan inisiatif penting untuk memberikan pemahaman tentang gangguan kesehatan mental dan meningkatkan akses kepada mereka yang membutuhkan bantuan.

Demikianlah, 5 cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk membantu meringankan stres yang dialami oleh karyawan. Selamat mencoba. Semoga informasi ini membantu Anda. (Lingkar Network | Jazilatul Khofshoh – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version