Lingkarjateng.id – Masa pertumbuhan merupakan masa emas bagi anak. Oleh sebab itu peran orang tua sangat vital dalam pola asuh, khususnya dalam memenuhi hak-hak dasar anak. Salah satunya adalah memberikan kebebasan anak untuk memilih bidang kesukaannya.
Psikolog anak, Erika Kamaria Yamin, M.Psi mengungkapkan bahwa anak yang dibiarkan oleh orangtuanya memilih bidang kesukaannya sendiri akan lebih merasa berdaya dan dihargai. Hal ini tidak hanya sekadar mengasah skill akademis tetapi juga self-esteem anak.
Kendati demikian, Erika mengatakan memang masih banyak ditemui orangtua yang memiliki ekspektasi tinggi terhadap bakat hingga karir anaknya di masa depan. Sehingga, masih ada pula orangtua yang tak membiarkan anaknya memilih bidang kesukaannya sendiri.
Erika menjelaskan, hal tersebut bisa terjadi karena berbagai alasan. Salah satunya karena sang orang tua memiliki harapan yang ketika dahulu tidak bisa dia wujudkan.
“Bisa jadi orangtuanya dulu punya harapan yang nggak bisa kesampaian lalu dilimpahkan ke anak. Tapi sebenarnya yang ideal adalah bukan memaksakan,” jelas Erika.
Memaksakan kehendak orang tua kepada tidak baik bagi perkembangan anak. Apa yang dikatakan bagus oleh orang tua belum tentu baik untuk anaknya. Nah, berikut ini tiga tips mengenali bakat anak:
1.Komunikasi
Hal terpenting yang harus dilakukan untuk mengenali kemauan anak adalah dengan mengajak sang anak berdiskusi. Dengan demikian, orang tua juga dapat memahami keinginan dan impian sang anak. Komunikasi dua arah antara orang tua dan anak sangat penting, karena orang tua dapat memberikan pendapat dari sisi lain.
Orangtua juga tak perlu terburu-buru untuk mengetahui dan menggali minat serta bakat sang anak. Sebab, setiap jenjang usia anak memiliki treatment yang berbeda.
“Sebenarnya nggak perlu khawatir dan setiap jenjang usia itu treatment-nya berbeda. Sebenarnya nggak harus buru-buru untuk menemukan dia ini bakatnya dimana. Karena bagi anak usia dini itu perjalanannya masih panjang sekali,” tambahnya.
2.Stimulasi
Untuk anak usia dini, hal yang penting dilakukan oleh orangtua adalah dengan memberikan stimulasi dan eksplorasi kepada sang anak. Setelah usia sekolah dasar, biasanya anak pun akan lebih mengembangkan potensinya.
Ketika menginjak usia SMP, Erika menjelaskan bahwa di masa inilah hasil dari bakat dan minat anak akan mulai terlihat. Dari usia ini pula, orangtua dapat mengarahkan jenjang pendidikan hingga karir anak ke depannya.
“Kalau untuk anak usia dini, paling penting itu adalah stimulasi dan eksplorasi. Jadi mereka bisa paham. Ketika sudah sekolah dasar, biasanya mereka mulai mengembangkan potensinya,” ujar Erika.
“Habis itu di usia SMP, biasanya sudah mulai kelihatan hasilnya. Tiba-tiba, wah anak ini dari pengalaman dia eksplorasi ketahuan dia jagonya di sini kelamahannya di sini. Jadi sudah mulai bisa dipetakan dengan lebih kongkrit,” sambungnya.
3.Lebih Peka
Terakhir, Erika berpesan agar orangtua bisa peka sejak anak berada di usia dini. Misalnya ketika anak bermain, coba lah untuk lebih peka terhadap respons dan pilihan-pilihan anak.
“Poin yang paling penting adalah sedari dini itu peka. Pekanya itu dengan observasi kesukaan anak apa. Kalau anak main tuh sukanya main apa sih gitu ya,” tutur Erika.
Peka di sini juga harus diimbangi dengan komuniasi dua arah sehingga orang tua dapat memberikan feedback tentang hal yang disukai atau diinginkan anak. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)