BLORA, Lingkarjateng.id – Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Jawa Tengah menggelar Diskusi Terbatas Peta Jalan Agroindustri Blora 2026–2030 di Aula Setda Blora, Rabu (19/11/2025), sebagai dukungan terhadap iklim investasi industri yang sehat di Kabupaten Blora.
Ketua JMSI Jateng, Agus Sunarko S.STP., M.Si., mengatakan diskusi ini merupakan langkah awal untuk memperkuat peran JMSI melalui literasi berbasis fakta sebagai penangkal hoaks.
“Harapannya adalah adanya sinergitas keterlibatan aktif dan masif dalam membangun iklim investasi bisnis industri yang sehat di daerah,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa opini publik harus dikelola dengan fakta agar masyarakat dapat mendukung terwujudnya iklim bisnis yang sehat.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Blora, Dasiran, mengapresiasi inisiatif JMSI karena Blora belum memiliki roadmap agroindustri yang komprehensif.
“Roadmap-nya memang belum ada. Karena itu saya menyampaikan apresiasi kepada teman-teman JMSI,” ujarnya.
Ia menegaskan pentingnya infrastruktur sebagai penggerak agroindustri, ia juga menyinggung perihal pengurangan TKD sekitar Rp229 miliar pada 2026 mendorong daerah melakukan efisiensi.
Dasiran juga menyinggung visi RPJPD Blora 2025–2045 yang menargetkan Blora sebagai Kabupaten Penumpu Industri dan Wana Tani Nasional.
“Potensi Blora sangat besar dan dinilai mampu menjadi daerah penopang industri serta ketahanan pangan nasional,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala DP4 Blora, Ngaliman, menyebut sektor pertanian tetap menjadi tulang punggung ekonomi di Kabupaten Blora.
“Pertanian itu menjadi tulang punggung ekonomi Kabupaten Blora,” ujarnya.
Kontribusi sektor P4 mencapai 21,45 persen pada 2023. Ia menegaskan bahwa penyediaan irigasi harus menjadi prioritas. “Air adalah kunci utama pertanian,” tegasnya.
Diskusi ini diharapkan menjadi titik awal penyusunan peta jalan agroindustri berbasis potensi lokal dan penguatan kerja sama antarinstansi di Blora. (Eko Wicakssono/Lingkar)





























