KENDAL, Lingkarjateng.id – Jelang peringatan Hari Santri 2025, kegiatan Bersih Desa Tampung Aspirasi Warga (Bersatu Siaga) yang biasanya dilaksanakan di desa-desa kini digelar di pondok pesantren Hidayatul Mubtadi’in Desa Jambearum, Kecamatan Patebon Kendal, Jumat, 17 Oktober 2025.
Kegiatan Bersatu Siaga Resik-resik Pondok (Ro’an) ini juga dihadiri secara langsung oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin, Kepala Kemenag Jawa Tengah Saiful Mujab, Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari dan Wakil Bupati Benny Karnadi.
Pada kesempatan tersebut Bupati Kendal menyampaikan, bahwa Kabupaten Kendal masuk dalam nominasi Pesantren Award tahun 2025 kategori Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
“Tiga nominasi yaitu Kabupaten Kendal, kemudian Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan. Bulan lalu kami sudah presentasi di Kementerian Agama Jakarta. InsyaAllah tanggal 20 Oktober 2025 pengumuman pemenang. Kami berharap Kabupaten Kendal mendapatkan rangking yang pertama,” ujar Bupati Kendal.
Ia juga menuturkan, Kabupaten Kendal akan terus mendukung program-program bagi para santriwan dan santriwati serta pondok pesantren.
“Kita berharap para santri ini dapat menjadi generasi emas yang akan melanjutkan dan menggantikan kami,” harapnya.
Disisi lain, Wagub Jateng Taj Yasin mengatakan, peringatan Hari Santri ini bertujuan untuk menjadi pengingat bagi para santri terkait sejarah perjuangan para mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
“Kita ingin menumbuhkan bagaimana mengaplikasikan dari pondok pesantren untuk membangun bangsa ini. Santri telah ikut andil dalam perjuangan bangsa ini,” katanya.
Menurutnya, perjuangan saat ini bukan mengusir penjajah, melainkan bagaimana cara merawat negara Indonesia. Salah satunya melalui ro’an atau tradisi kerja bakti atau gotong royong di lingkungan pesantren.
“Dengan ro’an kita menjaga ponpes dan lingkungan terkait kebersihan, pembangunan dan lainnya. Dan ini refleksi keterikatan antara santri dan kiai dan lingkungan itu muncul,” ujar Taj Yasin.
Taj Yasin berpesan agar para santri menerapkan ro’an ini dalam kehidupan sehari-hari baik di ponpes maupun lingkungan tempat tinggalnya.
“Dan apa yang direflesikan ke masyarakat. Bahwa dari ro’an ini kita jadi aware terhadap sosial, masyarakat, dan ke lingkungan,” pesannya.
Jurnalis: Anik Kustianti
Editor: Sekar S
































