SALATIGA, Lingkarjateng.id – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Salatiga mencatat pengelolaan sampah di kota ini masih tergolong baik. Berdasarkan data neraca dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) tahun 2024, sebanyak 98,36 persen sampah di Kota Salatiga telah terkelola, baik di tingkat hulu maupun hilir.
Meski begitu, Kepala DLH Kota Salatiga, Yunus Juniadi, mengakui masih ada 1,64 persen sampah yang belum terkelola atau bocor ke lingkungan. Kondisi ini, menurutnya, menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan bersama.
“Terlepas dari kondisi saat ini, pengelolaan sampah di Salatiga sebenarnya masih terkendali. Tapi, peran masyarakat dalam mengurangi sampah dari sumbernya, terutama dari dalam pagar rumah tangga, masih belum optimal. Ini jadi PR kita bersama,” kata Yunus, Rabu, 15 Oktober 2025.
Ia menambahkan, peningkatan volume sampah di Salatiga tak lepas dari pertumbuhan penduduk, meningkatnya aktivitas urban, hingga pola hidup konsumtif masyarakat.
“Kecenderungan belanja daring dan penggunaan plastik sekali pakai masih tinggi. Karena itu, kami terus mengedukasi warga agar menerapkan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle) dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Untuk memperkuat pengelolaan di tingkat masyarakat, kata Yunus, DLH saat ini tengah mengoptimalkan peran bank sampah yang tersebar di berbagai kelurahan. Tercatat, terdapat satu bank sampah induk dan 109 bank sampah unit yang aktif melakukan sosialisasi dan pengumpulan sampah bernilai guna.
“Bank sampah ini kami dorong agar menjadi pusat edukasi lingkungan. Masyarakat bisa belajar memilah sampah, mengurangi sampah rumah tangga, dan menjadikannya bernilai ekonomi,” jelas Yunus.
Jurnalis: Angga Rosa
Editor: Sekar S

































