KENDAL, Lingkarjateng.id – Penyerapan jagung pipil kering di Bulog Cabang Semarang dari petani di sejumlah daerah, termasuk Kabupaten Kendal, saat ini masih sangat rendah. Penyerapan yang ditargetkan sekitar 10.881 ton baru terealisasi sekitar 420 ton atau hanya 3,88 persen.
Kepala Perum Bulog untuk wilayah Semarang dan Kendal, Rendy Ardiansyah, mengatakan rendahnya penyerapan jagung pipil kering dari petani karena adanya harga pembelian pemerintah (HPP) yang naik.
“Kondisi saat ini penyerapan itu sangat rendah, karena HPP jagung yang naik, otomatis harga di swasta juga menyesuaikan dan petani lebih memilih jual di pasar,” ujarnya dalam sosialisasi penyerapan jagung pipil kering di Kendal pada Kamis, 4 September 2025.
Rendy menjelaskan harga jual jagung pipil kering di swasta sendiri sekitar Rp 6.500, untuk yang kadar air maksimal 14 persen, sementara dari Bulog mematok HPP Rp 6.400 per kilogram.
“Dan kami tidak bisa memaksa petani untuk jual di Bulog. Namun nanti jika harga pasar di bawah Rp 6.400 kita sarankan jual di Bulog saja,” jelasnya.
Ia berharap sosialisasi ini bisa membantu Bulog terkait dengan penyerapan jagung di Kabupaten Kendal.
“Mengingat Kabupaten Kendal yang menjadi penghasil jagung terbesar nomor 3 di jateng bisa semakin membantu Bulog terkait penyerapan jagung,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kendal, Pandu Rapriat Rogojati, mengatakan rendahnya penyerapan jagung di Bulog lantaran petani lebih memilih menjual hasil panen jagungnya langsung kepada pihak swasta.
“Kadar air yang di atas 15 persen akan dibeli Bulog Rp 5.500 per kilogram, kalau di pasaran harganya Rp 6.000. Ada selisih Rp 500 per kilogram. Tentunya kita tidak bisa memaksa petani menjual ke Bulog,” ujarnya.
“Beda kalau kadar air 14 persen itu syaratnya tidak gampang, petani harus jemur dan sedemikian rupa baru dari Bulog akan membeli dengan harga Rp 6.400 per kilogram. Cuma petani kita melakukan penjemuran kadarnya di atas 14 persen,” sambungnya.
Sementara itu, Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari, berharap melalui sosialisasi ini petani memahami bahwa jagung yang diserap bukan menjadi milik Bulog, melainkan sebagai cadangan jagung pemerintah (CJP) dan pendistribusiannya sesuai kebijakan pemerintah.
Ia berharap para petani di Kendal terus menjaga kualitas hasil panen sesuai standar sehingga dapat diterima oleh Bulog.
“Semoga kegiatan ini memberikan manfaat dan menumbuhkan optimisme kita semua, serta terjalin kolaborasi, kerja sama dan sinergitas yang lebih baik yang bermuara pada meningkatnya perekonomian dan kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.
Jurnalis: Arvian Maulana
Editor: Rosyid

































