SEMARANG, Lingkarjateng.id – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah mencatat 2.515 perempuan terdiagnosis kanker serviks sepanjang tahun 2024. Data tersebut dihimpun dari fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) yang tersebar di seluruh wilayah Jawa Tengah.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Jateng, Irma Makiah, menjelaskan kasus kanker serviks cukup tinggi di Indonesia dan masuk urutan kedua penyebab kematian pada perempuan. Penyebab utamanya adalah infeksi virus HPV yang umumnya menular melalui hubungan seksual.
“Angka kanker serviks di Indonesia masih tergolong tinggi. Bahkan sekitar 70 persen kasus baru diketahui saat stadium lanjut, sehingga penanganannya lebih sulit,” jelas Irma, Rabu, 20 Agustus 2025.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, secara nasional terdapat lebih dari 36 ribu kasus baru kanker serviks setiap tahun.
Untuk menekan angka tersebut, Dinkes Jateng menggencarkan program vaksinasi Human Papilloma Virus (HPV) yang menyasar pelajar perempuan kelas 5–6 SD serta kelas 9 SMP.
“Program vaksinasi HPV ini mulai berjalan sejak 2023, bekerja sama dengan dinas pendidikan, puskesmas, dan sekolah, serta diintegrasikan dengan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) yang dilaksanakan setiap Agustus dan November,” terangnya.
Menurut data Dinkes Jateng, capaian vaksinasi HPV menunjukkan tren positif. Pada 2023, dosis pertama mencapai 106 persen dan dosis kedua 91 persen. Setahun berikutnya, angka itu meningkat menjadi 132 persen untuk dosis pertama dan 90 persen untuk dosis kedua.
Selain kepada perempuan, kata Irma, penanggulangan kanker dengan vaksin HPV juga akan menyasar pada laki-laki.
“Karena penularan melalui hubungan seksual, maka laki-laki pun memiliki peran dalam penyebaran virus HPV. Target ini sudah masuk dalam road map nasional yang sedang diproses,” ucapnya.
Adapun sasaran vaksinasi HPV bagi siswa perempuan kelas 5 SD di Jawa Tengah sebanyak 267.434 anak. Sementara untuk kelas 6 SD dan 9 SMP mencapai 252.473 anak.
Selain vaksinasi, Kemenkes RI juga berencana mengintegrasikan layanan skrining HPV DNA ke dalam program cek kesehatan gratis (CKG) mulai 2025. Namun, implementasi kebijakan tersebut masih menunggu petunjuk teknis.
“Integrasi dengan program CKG masih menunggu juknis dari Kemenkes. Tahun lalu, HPV DNA baru sebatas proyek percontohan di Dinkes Semarang,” imbuhnya.
Dengan langkah ini, pihaknya berharap kasus kanker serviks di Indonesia, khususnya di Jawa Tengah dapat terus ditekan melalui pencegahan sejak dini.
Jurnalis: Rizky Syahrul
Editor: Ulfa

































