KUDUS, Lingkarjateng.id – Jika bicara batik khas Kabupaten Kudus maka Tere Batik tak boleh terlewatkan. Pasalnya produsen batik ini memiliki cerita yang disampaikan di setiap lembar kainnya.
Owner Tere Batik, Teresia Leony, mengungkapkan setiap lembar kain batik yang dibuatnya memiliki cerita dan doa tentang keragaman budaya serta kearifan lokal di Kudus.
“Jadi kain batik kami semua bercerita. Saya menggunakan batik sebagai sarana doa dan harapan terhadap kebudayaan yang ada,” ungkapnya, Sabtu, 12 Juli 2025.
Contoh motif batik yang dibuatnya, seperti cerita rakyat setempat, sejarah suatu daerah, tanaman dan hewan khas Kudus hingga ikon-ikon Kota Kretek.
“Contohnya itu saya pernah membuat motif tentang Macan Muria yang hampir punah. Itu upaya saya mengkampanyekan kekayaan Muria lewat batik,” tuturnya.
Selain cerita, Tere Batik juga terkenal dengan kerapian dan detail motif yang dibuat sendiri, baik itu untuk teknik batik tulis maupun cap.
“Batik memang prosesnya kan harus menggunakan malam dan canting. Pembuatannya memang butuh ketelitian dan kerapian. Termasuk dalam batik cap itu, walaupun sehari bisa jadi tapi tetap harus teliti, apalagi saya desain semua sendiri,” ujarnya.
Dirinya mengungkapkan, salah satu karyanya yang paling terkenal yakni merepro motif batik tahun 1720-an dan 1820-an. Kemudian, adapula motif batik tentang cerita sejarah Desa Gondangmanis yang banyak diminati pelanggannya.
“Saya memang tertarik dengan motif yang punya detail ketelitian dan kerapian, sehingga saya repro motif batik jaman dulu,” jelasnya.
Sedangkan untuk teknik pewarnaan, Tere Batik menggunakan teknik sintetis dan alami.
“Pewarnaan alami itu kami menggunakan bahan-bahan alami seperti dari dedaunan. Jadi supaya ramah lingkungan, bisa menjaga bumi untuk kedepannya,” sebutnya.
Masyarakat bisa mendapatkan langsung batik khas Kudus di Galeri Tere Desa Gondangmanis, Kecamatan Bae.
Jurnalis: Nisa Hafizhotus Syarifa
Editor: Ulfa
































