PATI, Lingkarjateng.id – Banjir rob masih mengintai sejumlah kecamatan di Kabupaten Pati. Salah satu kecamatan yang belum lama ini dilanda banjir rob yaitu Kecamatan Tayu, tepatnya Desa Tunggulsari.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati, Martinus Budi Prasetya, mengatakan bahwa selain Tayu, terdapat kecamatan lain yang berpotensi terkena banjir rob. Di antaranya adalah Kecamatan Batangan, Juwana, Wedarijaksa, Trangkil, Margoyoso, dan Dukuhseti.
“Kalau rob potensi itu dari Pecangaan, Kecamatan Batangan, sampai ke Puncel, Kecamatan Dukuhseti itu, ada potensi bahaya rob sewaktu-waktu di pantai utara Pati. Itu sepanjang 60 kilometer. Itu baik untuk waspada karena kerugian sangat luar biasa,” ucapnya pada Rabu, 28 Mei 2025.
Ia menjelaskan bahwa banjir rob yang terjadi di Kabupaten Pati, khususnya di Desa Tunggulsari, diakibatkan permukaan air laut yang tinggi. Kondisi itu, diperparah dengan adanya kiriman air dari hilir yang tidak bisa masuk ke laut.
“Rob terjadi wilayah Desa Tunggulsari, Kecamatan Tayu, itu karena air kiriman dari atas tidak bisa masuk ke laut. Karena di laut ada peningkatan permukaan tinggi air atau banjir rob,” ungkapnya.
Selama musim penghujan masih berlangsung, kata Martinus, banjir rob masih mengintai kawasan pesisir pantura di Kabupaten Pati.
Menurutnya, salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi resiko banjir rob adalah dengan penanaman pohon mangrove di bibir pantai.
“Ini permasalahan kompleks. Karena hujan masih tinggi di wilayah gunung, di sisi lain ancaman bencana rob masih ada di pantai utara Pati,” sambungnya.
Martinus menghimbau masyarakat jangan sampai mengubah hutan mangrove menjadi tambak. Pasalnya,tindakan tersebut dapat memperparah banjir rob yang beberapa hari lalu merendam Desa Tunggulsari.
“Mari kita jaga jangan sampai tanaman mangrove menjadi tambak. Kejadian seperti ini akan merugikan petani budi daya ikan. Jadi kelestarian mangrove tetap kita jaga,” tandasnya.
Jurnalis: Setyo Nugroho
Editor: Rosyid