KUDUS, Lingkarjateng.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus berencana melakukan regrouping 25 sekolah dasar (SD) yang tersebar di sembilan kecamatan.
Bupati Kudus, Sam’ani Intakoris, menegaskan regrouping SD perlu dilakukan untuk membantu menangani persoalan sekolah kekurangan siswa dan guru.
Namun, Sam’ani menyatakan proses regrouping sekolah di Kudus membutuhkan perencanaan yang matang supaya tidak menimbulkan masalah baru.
Apalagi, lanjutnya, sekitar 30 guru di Kudus tercatat pensiun setiap bulan. Artinya, ada sekitar 400 guru yang pensiun setiap tahunnya.
“Kekurangan guru kan juga terjadi di SD, ini nanti kita berdayakan. Kita lakukan pemerataan guru supaya di Kudus tidak kekurangan guru,” kata Sam’ani baru-baru ini.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Dasar pada Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kudus, Anggun Nugroho, menyampaikan proses regrouping sekolah masih berjalan.
Ia menyebut bahwa regrouping sekolah sudah mendapatkan lampu hijau dari Bupati Kudus, Sam’ani Intakoris.
“Saat ini prosesnya kami masih dalam tahap komunikasi dengan Korwil, tokoh masyarakat, dan pihak desa. Begitu fiks sudah menyerahkan ke dinas, sudah ada pemetaan, maka dilakukan regrouping sekolah,” jelasnya
Anggun menjelaskan bahwa proses regrouping dilakukan untuk menindaklanjuti adanya sekolah yang kekurangan murid dan berada dalam satu kompleks.
“Regrouping dilakukan terhadap sekolah yang jumlah siswanya kurang dari 60 anak dan berada di dalam satu kompleks,” ucapnya.
Ia menyebutkan sejumlah sekolah yang rencananya bakal dilakukan regrouping di antaranya yaitu SDN 2 dan SDN 4 Ngembalrejo di Kecamatan Bae, SDN 1 dan SDN 3 Kalirejo di Kecamatan Undaan, serta SDN 1 dan SDN 2 Kaliputu di Kecamatan Kota.
Sebagai informasi, regrouping merupakan proses penggabungan dua sekolah. Kebijakan regrouping sekolah telah disetujui oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI, Abdul Mu’ti. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus S. – Lingkarjateng.id)