BLORA, Lingkarjateng.id – Aksi yang dilakukan masyarakat tiga desa di Kecamatan Jiken, Kabupaten Blora, terkait kerusakan jalan penghubung antar-Desa Cabak-Nglebur-Bleboh yang sempat ditanami pohon pisang beberapa waktu lalu, banyak menyita perhatian publik.
Menanggapi hal itu, Ketua Koalisi Pemberantasan Korupsi Kabupaten Blora, Sukisman, mengatakan bahwa banyaknya ruas jalan yang rusak saat ini memang menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan pemerintah kabupaten (pemkab) setempat.
Oleh karena itu, Sukisman meminta agar Pemkab Blora segera memeprbaiki sejumlah ruas jalan yang telah mengalami kerusakan.
“Rakyat itu, tidak butuh janji-janji. Rakyat itu tahunya ada perbaikan, bukan sekedar teori,” ucap Sukisman di Blora pada Selasa, 8 April 2025.
Sukisman pun meminta agar Bupati Blora, Arief Rohman, segera membuka ke publik terkait lembaga keuangan mana yang bersedia membiayai pembangunan di Blora.
“Skema hutang Rp 215 M, lalu bank mana yang mau mencairkan,” tandasnya.
Sukisman menegaskan bahwa masyarakat saat ini sudah terlalu jenuh dengan obral janji manis. Menurutnya, yang mereka inginkan hanya bukti nyata yang harus segera diwujudkan.
“Kabarnya dulu ada puluhan miliar untuk jalan yang kemarin sempat viral, tapi hanya dianggari Rp 6 M. Tapi juga belum jelas kapan dibangun,” katanya.
Dari rencana 41 ruas jalan yang akan dibangun tahun ini, Sukisman meminta agar pengawasan bisa benar-benar dijalankan. Dirinya tidak ingin ada jual beli proyek yang berpotensi banyak dipotong setoran-setoran.
“Jika tidak ada setoran-setoran, saya yakin kualitas pembangunan akan lebih baik,” tegasnya.
Ia pun berkomitmen akan menjadi bagian dari pengawasan terhadap proyek-proyek di Blora.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUPR) Kabupaten Blora, melalui Kepala Bidang Bina Marga, Danang, mengungkapkan bahwa pihaknya telah memetakan 75 titik infrastruktur rusak di Kabupaten Blora.
“75 titik itu terdiri dari 41 ruas jalan, kemudian sisanya ada rehab jembatan, talud, jalan dan pemeliharaan-pemeliharaan,” ujarnya pada Senin, 7 April 2025.
Dari 75 titik tersebut, kata Danang, akan dibiayai dengan anggaran sebesar Rp 270 miliar. Rinciannya yakni Rp 205 miliar dari skema pinjaman dan Rp 30 miliar dari bantuan keuangan (bankeu).
“Sisanya dianggarkan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) yang diterima Kabupaten Blora tahun ini,” tandasnya. (Lingkar Network | Hanafi – Lingkarjateng.id)