KENDAL, Lingkarjateng.id – Setelah melalui mediasi panjang, warga empat desa di Kecamatan Weleri, Kabupaten Kendal, tetap bersikukuh meminta usaha stockpile ditutup. Hal itu menjadi keputusan bersama warga di Desa Penyangkringan, Sumberagung, Nawangsari, dan Bumiayu yang mengaku terdampak aktivitas truk muatan berat usaha stockpile.
Mediasi yang dijembatani Kepala Kesbangpol Kendal, Alfebian Yulando, didampingi Forkopimcam Weleri berlangsung cukup lama. Bahkan, Kepala Kesbangpol dan Forkopimcam Weleri langsung mendatangi satu per satu usaha stockpile untuk berdiskusi agar mendapatkan solusi demi kebaikan bersama.
Kehadiran Kepala Kesbangpol Kendal beserta Forkopimcam Weleri tersebut untuk meredam amarah warga yang sudah bersiap melakukan aksi demo dan pemasangan spanduk penolakan stockpile pada Kamis, 10 April 2025.
Meski hasil pertemuan Kepala Kesbangbol dan Forkopimcam Weleri dengan para pengusaha stockpile telah menyepakati bahwa mereka siap melakukan pembersihan dan penyiraman jalan di empat desa terdampak, namun warga tetap mendesak stockpile ditutup.
“Keputusan masyarakat empat desa tetap meminta stockpile ditutup selamanya. Tidak ada negosiasi apa pun lagi,” ujar Sudarmadji selaku koordinator aksi empat desa.
Ia menyatakan, warga di empat desa mengancam akan tetap melakukan aksi besar-besaran untuk menyampaikan keluhan mereka ke Bupati Kendal dan Gubernur Jawa Tengah.
“Kalau tidak sesuai yang diharapkan ya mungkin kita akan demo. Tadi sudah ada 2 truk yang sudah siap akan bergerak tapi dipending,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Kesbangpol Kendal, Alfebian Yulando, menjelaskan bahwa pihaknya telah berusaha melakukan mediasi dengan sejumlah pengusaha stockpile sekaligus untuk memastikan terkait perizinannya..
“Nanti juga akan ada tim yang akan mengkaji ulang dan untuk evaluasi, kenapa izin itu bisa hadir di sini? Kenapa semakin lama volumenya besar? Kenapa semakin lama ke sini kok akhirnya dampak kepada masyarakatnya semakin tinggi? Nah itu harus ada evaluasi. Nanti Ibu Bupati yang akan memimpin rapat terkait pembentukan tim ini,” bebernya.
Febi, sapaan akrabnya, mengungkapkan dari hasil kunjungannya ke sejumlah stockpile, para pengusaha mengaku legalitas perizinan usaha mereka sudah lengkap.
“Besok akan diserahkan mereka ke Pak Camat, nanti setelah itu kita akan kaji bersama-sama. Kalau tidak berizin risikonya bisa dilakukan penutupan oleh pemerintah melalui Satpol PP selaku penegak perda,” pungkasnya. (Lingkar Network | Arvian Maulana – Lingkarjateng.id)