REMBANG, Lingkarjateng.id – Puskesmas Sarang 2 yang belokasi di Dukuh Randutunggak, Desa Sumbermulyo, Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang, mengalami krisis air tawar dan terancam abrasi gelombang laut.
Kepala Puskesmas Sarang 2, Hafidlotul Muawanah, mengatakan bahwa pembuatan tandon untuk menampung air tawar masih terkendala anggaran, termasuk pemasangan jaringan PDAM.
“Untuk instalasi PDAM, dibutuhkan biaya sekitar Rp 20-30 juta, sementara anggaran kami belum mencukupi. Pasien juga banyak mengeluhkan air yang tersedia karena rasanya asin,” katanya di Sarang, Rembang, pada Kamis, 13 Maret 2025.
Ia mengungkapkan bahwa kandungan garam tinggi dalam air kerap merusak pompa di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Sejak November 2024 hingga Maret 2025, pompa telah mengalami kerusakan sebanyak tiga kali.
“Pompa sudah diganti beberapa kali, tapi tetap rusak. Kami sangat membutuhkan suplai air tawar dari PDAM,” katanya.
Tidak hanya mengalami krisis air, abrasi di pesisir Kecamatan Sarang juga mengancam bangunan bagian belakang puskesmas, termasuk pipa IPAL yang berada dekat dengan gelombang laut.
“Kami butuh pemecah gelombang karena pipa paralon IPAL juga berada di situ. Risiko kerusakan sangat tinggi, bahkan bagian belakang bangunan sudah ambrol,” ujarnya.
Menanggapi hal itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Rembang, Fahrudin, menyatakan siap membantu menjembatani Puskesmas Sarang 2 dengan PDAM.
Namun, ia meminta puskesmas mengalokasikan anggaran untuk pemasangan instalasi air melalui biaya operasional.
“Puskesmas dan rumah sakit membuat rencana bisnis anggaran untuk mengelola pendapatannya sendiri. Saya yakin biaya operasional masuk dalam rencana bisnis anggaran. Dari sana bisa disisihkan Rp 30 juta, nanti saya bantu sampaikan ke PDAM agar segera ditangani,” terangnya.
Terkait kebutuhan pemecah gelombang, ia menuturkan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang telah mengusulkannya ke pemerintah pusat, karena wilayah pantai bukan kewenangan pemerintah daerah.
“Kami juga meminta dukungan DPRD agar pembangunan breakwater segera terealisasi. Jangan sampai puskesmas ini mengalami kerusakan lebih parah,” pungkasnya. (Lingkar Network | Vicky Rio – Lingkarjateng.id)