SEMARANG, Lingkarjateng.id – Meski raksasa tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk alias Sritex tutup, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) masih yakin dan menjamin sektor industri tekstil tetap tumbuh dan berkembang.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Tengah, Sakina Rosellasari, menyatakan bahwa tutupnya raksasa tekstil Sritex tidak menyurutkan minat investor untuk berinvestasi di Jawa Tengah.
Ia menyebut sektor industri tekstil di Jateng tetap berkembang dan bahkan menjadi industri dengan capaian realisasi investasi tertinggi.
Berdasarkan data DPMPTSP Jateng, hingga kini masih ada investor yang menyatakan niatnya untuk berinvestasi di provinsi setempat, terutama dari luar negeri seperti China dan India.
“Sampai saat ini investor yang hadir di DPMPTSP baru-baru ini dari Cina, rencana pabrik alat musik dan dari India pabrik obat-obatan,” beber Sakina di Semarang pada Senin, 10 Maret 2025.
Mengenai Sritex yang tak beroperasi lagi hingga 10.969 karyawan terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), dia mengaku belum dapat menyampaikan apakah akan menyebabkan timbulnya keraguan pada pengusaha untuk berinvestasi pada sektor tekstil.
“Untuk keraguan investor terutama PMA (penanaman modal asing) di sektor tekstil belum dapat disampaikan,” kata Sakina.
Sebab berdasarkan data, untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN) yang melakukan proses data SINAS di Disperindag, dari 30 perusahaan sebanyak 12 perusahaan bergerak di tekstil dan produk turunan tekstil.
“Hal ini menunjukkan bahwa industri tekstil tetap berkembang dan tumbuh di Jateng,” tegasnya.
Ia mengaku setelah pailit dan tutupnya Sritex, ada pelaku usaha yang berminat untuk berinvestasi di perusahaan tersebut. Sehingga, pekerja yang sebelumnya terkena PHK nantinya bisa kembali bekerja.
“Ada pelaku usaha yang minat dan langsung kami hubungkan ke kurator. Satu PMA dan sektor tekstil,” tandasnya. (Lingkar Network | Syahril Muadz – Lingkarjateng.id)