BLORA, Lingkarjateng.id – Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Blora Bondan Arsiyanti (Danik) berharap wacana pembangunan Cepu Raya bisa menjadi kawasan ekonomi khusus untuk memicu masuknya investasi di Bumi Mustika.
Danik menyampaikan beberapa tahun belakangan Pemerintah Kabupaten Blora memprioritaskan perbaikan infrastruktur jalan yang menghubungkan wilayah-wilayah strategis di sekitar Kabupaten Blora.
Walaupun pembangunan infrastruktur masih terbatas namun di Kawasan Cepu sudah cukup memadai untuk mendukung masuknya investasi daerah.
“Untuk kawasan Cepu sendiri, infrastruktur sudah memadai dan untuk transportasi massal ada bus antar provinsi dan stasiun yang dilintasi trans Jawa,” terangnya, Senin, 10 Maret 2025.
Komitmen Wujudkan Cepu Raya, Pemkab Blora Upayakan Penataan Wilayah
Akses bagi kendaraan roda empat bisa melalui exit Tol Ngawi dan Sragen. Selain itu kawasan Cepu sudah terintegrasi dengan jalan nasional Rembang-Blora-Cepu.
“Nanti juga ada wacana pembangunan Tol Rembang-Padangan (Bojonegoro), yang juga melintasi Kabupaten Blora. Namun tepatnya kapan pembangunan tol itu juga belum tau,” ungkapnya.
Menurut Danik, jika pembangunan Cepu raya terealisasi maka diharapkan bisa menjadi magnet investasi baik skala kemitraan maupun industri.
“Terminal dan stasiun yang ada di Cepu melayani perjalanan jarak jauh. Selain itu, terdapat pusat pelatihan dan Politeknik Migas. Semua itu menjadi modal pengembangan wilayah Cepu Raya,” terang Danik.
Sebagai informasi gagasan Cepu Raya sudah menjadi pembahasan sejak Desember 2021 bersama Menteri Sekretaris Negara Pratikno. Gagasan Cepu Raya ini untuk menjadikan Cepu sebagai pusat perekonomian di Jawa Tengah bagian timur dan Jawa Timur bagian barat. Kawasan Cepu Raya adalah sebuah kawasan ekonomi khusus yang terdiri dari Blora, Bojonegoro, Ngawi, dan Tuban dengan segala potensi perekonomian yang rencananya dipusatkan di Kota Cepu. (Lingkar Network | Eko Wicaksono – Lingkarjateng.id)