PATI, Lingkarjateng.id – Wakil Ketua III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, Suwito, mengimbau masyarakat yang menggunakan sound horeg saat takbir keliling untuk mengumandangkan takbir.
Suwito tidak ingin perayaan hari raya Idulfitri diiringi musik yang tidak sesuai syariat Islam. Hal itu disampaikan karena penggunaan sound horeg dalam berbagai kegiatan festival identik dengan musik dangdut dan DJ.
“Sekarang ini ada sound horeg. Suaranya begitu keras kan, kadang identik dengan DJ, ya bercampur lah. Mudah-mudahan irama itu bisa dikemas, disesuaikan dengan takbir keliling. Dikembangkan lebih baik,” ujar dia pada Senin, 24 Maret 2025.
Menurutnya terlepas dari suara keras yang dihasilkan, sound horeg memiliki dampak positif terhadap perekonomian. Adanya sound horeg dapat menarik kerumunan orang, dan di situlah ladang bagi pedagang-pedagang kecil untuk berjualan.
“Banyak masyarakat yang nonton dan itu bisa mengembangkan ekonomi, karena banyak penjual yang datang. Keliling, penjual es, macam-macam lah kan pada keliling itu. Itulah ada segi positifnya juga, segi ekonomi,” jelasnya.
Resmi! Bupati Pati Izinkan Takbir Keliling Sambut Idulfitri, Tapi Ada Syaratnya
Sebelumnya, Bupati Pati Sudewo telah mengizinkan masyarakat untuk melaksanakan takbir keliling menyambut idulfitri. Sedangkan terkait sound horeg, menurut Bupati, itu sesuai dengan kesepakatan bersama pemerintah desa, tetapi ia menegaskan pelaksanaan takbir keliling tidak boleh mengganggu ketertiban dan keamanan.
“Pokoknya kreativitas warga, silahkan, kesepakatan desa masing-masing kalau itu kesepakatan desa. Jadi bagaimana masjid, musala, rembuk dengan desa, sepakatnya seperti apa, silakan itu kreativitas mereka,” ucapnya pada Jumat, 24 Maret 2025.
Bupati juga mengimbau agar penggunaan sound horeg harus disesuaikan dengan makna takbir keliling. Masyarakat tidak diperbolehkan memutar musik DJ ataupun musik lainnya yang tidak sesuai dengan syariat Islam.
“Tidak boleh ada hal yang semacam itu. Makanya saya minta seluruh kepala desa, perangkat desa, camat dan juga minta dukungan kepolisian, TNI untuk mengawal supaya hal-hal yang seperti itu tidak terjadi,” tegasnya. (Lingkar Network | Setyo Nugroho – Lingkarjateng.id)