MAGELANG, Lingkarjateng.id – Wali Kota Salatiga, Robby Hernawan, mengaku sangat senang dan bergembira saat mengikuti rangkaian retret kepala daerah yang diselenggarakan di Lembah Tidar Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah, pada 21-28 Februari 2025.
Wali Kota Salatiga itu mengaku sangat senang karena bisa bertemu dan bertukar pengalaman dengan kepala daerah lain dari seluruh Indonesia.
“Saya juga senang karena materi-materi yang disampaikan oleh para menteri dan deputi di retret ini secara langsung tentu menjadikan bekal kami, terutama bagi kepala daerah baru seperti saya ini, pasti sangat bermanfaat sekali bagi saya untuk bisa diimplementasikan ke Kota Salatiga nanti,” kata Robby di sela-sela agenda retret di Magelang pada Kamis, 27 Februari 2025.
Menurutnya, agenda retret menjadi sarana untuk menyelaraskan visi-misi pemerintah daerah dengan Asta Cita milik Presiden RI Prabowo Subianto.
“Kita harus selaras dengan pemerintah pusat, artinya visi misi kami di Salatiga itu bisa sejalan dengan visi misi Asta Cita milik Presiden RI kita, artinya sesuai dengan garis yang sudah diatur oleh pemerintah pusat,” jelasnya.
Lebih lanjut, Robby mengungkapkan bahwa dirinya mendapat bekal pembedahan APBD terkait kebijakan efisiensi anggaran yang diinstruksikan pemerintah pusat. Menurutnya, pembedahan APBD bertujuan untuk mengetahui pos-pos anggaran mana saja yang bisa dilakukan efisiensi.
“Nanti akan saya bedah dulu di satu bulan pertama masa kerja saya sebagai Wali Kota Salatiga,” katanya.
Nantinya, kata Robby, hasil dari efisiensi anggaran bisa dialihkan untuk kegiatan yang bermanfaat secara langsung bagi masyarakat seperti renovasi sekolah, rehab rumah tak layak huni, hingga pembangunan MCK.
Ia menegaskan banyak materi dari retret kepala daerah yang bisa diimplementasikan pada program 100 hari masa kerjanya sebagai Wali Kota Salatiga.
Robby menyebut bahwa pihaknya akan melakukan penyusunan teamwork untuk bisa bekerja secara cepat dan tepat, dan tidak “berkaki dua” di dalam sistem pemerintahan era Robby Hernawan dan Nina Agustin.
“Kalau ada yang manut sana manut sini ini berat ya, makanya tugas utama adalah menciptakan atau membentuk teamwork yang satu frekuensi dengan Wali Kota Salatiga. Artinya jujur, bekerja keras, bekerja efektif, dan komitmen untuk membangun mensejahterakan warga Salatiga,” jelasnya.
Ia juga akan memprioritaskan penataan di Kota Salatiga. Pasalnya, di Salatiga masih banyak proyek yang terbengkalai seperti Pasar Raya, Taman Wisata Religi, Taman Wisata Sejarah Salatiga, dan Pasar Jetis.
“Jadi kami akan urai dulu permasalahannya apa penyebab proyek-proyek itu bisa macet, supaya bisa dijalankan atau dilaksanakan kembali supaya bisa lebih berfungsi. Kemudian, saya akan membenahi pasar-pasar yang tidak berjalan maksimal,” katanya.
Ia berencana merevitalisasi sejumlah pasar seperti Pasar Krenceng, Pasar Andong, dan Pasar Sayangan untuk mewujudkan pasar tematik yang bisa bermanfaat bagi warga dan wisatawan yang datang ke Salatiga.
“Seperti Pasar Jetis ini juga harus segera kita revitalisasi, karena bangunannya ya kondisinya tidak baik. Lalu Pasar Krenceng, tidak akan dipakai untuk pasar umum lagi, tapi akan dibuat jadi pasar tematik, kemudian kami akan bebaskan Jalan Sudirman dari kepadatan dan kesemrawutan yang terjadi di sana,” tandasnya. (Lingkar Network | Hesty Imaniar – Lingkarjateng.id)