KAB.SEMARANG, Lingkarjateng.id – Penyaluran bantuan sosial (bansos) di Kabupaten Semarang disebut tidak akan terganggu kebijakan efisiensi anggaran.
Kepala Dinsos Kabupaten Semarang Istichomah menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang berkomitmen untuk tetap menyalurkan bansos dengan maksimal, meskipun ada kebijakan efisiensi anggaran dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025.
“Meski ada efisiensi anggaran yang juga mengenai Kemensos, ini memang beberapa kegiatan di kami Dinsos Kabupaten Semarang akan mengalami efisiensi. Tapi perlu kami sampaikan hal ini tidak akan menganggu penyaluran bansos yang sudah berjalan,” katanya di Ungaran, Sabtu, 22 Februari 2025.
Istichomah menjelaskan bahwa efisiensi anggaran ini hanya menyasar anggaran operasional internal kantor Dinsos Kabupaten Semarang. Seperti biaya pengantaran bansos ke lapangan.
Sementara untuk bantuan sosialnya, kata Istichomah, tetap diberikan secara penuh, bahkan akan ditambah.
“Untuk Kabupaten Semarang, program bantuan sosial tetap berjalan seperti biasa, termasuk santunan kematian, Serasi Kasih (makanan untuk lansia), Resos (bantuan modal untuk pengusaha kecil), serta alat bantu difabel berupa kursi roda, kaki tangan palsu, alat bantu dengar, dan sebagainya. Bantuan untuk orang terlantar juga akan tetap ada, seperti uang saku dan sandang,” katanya.
Pada 2025 ini, ia mengungkap bantuan berupa makanan untuk Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang sebelumnya disalurkan melalui yayasan lain akan kembali diberikan oleh pihaknya.
Selain itu, seluruh panti asuhan di Kabupaten Semarang akan mendapatkan dana bantuan masing-masing sebesar Rp 5 juta.
“Bantuan untuk Karang Taruna setiap kecamatan juga masih tetap dilaksanakan dan tidak terkena dari adanya dampak pemotongan anggaran ini,” bebernya.
Mengenai efisiensi operasional, pihaknya akan bekerja sama dengan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) di Kabupaten Semarang.
Dalam hal itu, ia mengungkap hanya akan mengirimkan satu hingga dua pegawai dari sebelumnya berjumlah lima pegawai untuk menyalurkan bansos.
“Nanti teman-teman TKSK yang akan membantu dalam pengkondisian di lapangan saat penyaluran bansos ke masyarakat yang membutuhkan,” paparnya.
Terkait besaran efisiensi yang akan diterapkan, pihaknya belum mengetahui angka pastinya. Namun ia optimis bahwa Bupati Semarang akan bijaksana dalam memprioritaskan kegiatan yang berdampak langsung kepada masyarakat.
“Salah satu contohnya adalah pengantaran makanan untuk lansia, yang mana tetap diprioritaskan dan tidak akan dipangkas, meskipun anggaran operasional di kantor kami akan mengalami pemotongan,” imbuh dia.
Untuk bantuan santunan kematian, ia mengungkap pihkanya telah menganggarkan dana untuk 1.000 orang dalam setahunnya.
“Bantuan lainnya, termasuk Serasi Kasih ini juga masih diberikan untuk 127 lansia, Resos untuk 200 orang, serta alat bantu ini nanti sesuai kebutuhan, seperti 120 kursi roda, 10 kaki tangan palsu, dan kendaraan roda 3 untuk disabilitas yang memiliki usaha,” papar Istichomah.
Mski terkena dampak pemotongan anggaran, ia berharap anggaran APBD Kabupaten Semarang bisa mencukupi untuk beberapa kegiatan yang terkena pemangkasan.
“Kami berharapnya agar anggaran APBD Kabupaten Semarang yang tersedia dapat mencukupi. Namun jika tidak, maka kami akan meminta dukungan dari Kementerian Sosial untuk memenuhi kebutuhan tersebut nantinya,” pungkas Istichomah.
Sebelumnya, Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf menegaskan bahwa efisiensi anggaran tidak akan mengurangi jatah hak rakyat, termasuk alokasi bantuan sosial (bansos) serta honor para pendamping sosial.
Mensos memastikan honor dan insentif bagi para pendamping sosial sudah disiapkan dan dianggarkan untuk tahun ini dan tetap aman. (Lingkar Network | Hesty Imaniar – Lingkarjateng.id)