Pembangunan Kolam Retensi di Jati Kudus Ditarget Rampung Desember 2024

SIDAK: Ketua DPRD Kabupaten Kudus, Masan (kedua dari kiri) sidak pembangunan kolam retensi di Dukuh Gendok, Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus pada Kamis, 30 Mei 2024. (Nisa Hafizhotus. S/Lingkarjateng.id)

SIDAK: Ketua DPRD Kabupaten Kudus, Masan (kedua dari kiri) sidak pembangunan kolam retensi di Dukuh Gendok, Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus pada Kamis, 30 Mei 2024. (Nisa Hafizhotus. S/Lingkarjateng.id)

KUDUS, Lingkarjateng.id Pembangunan kolam retensi di Dukuh Gendok, Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati digadang menjadi solusi tepat mengatasi masalah banjir di Kabupaten Kudus.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kudus, Masan, mendukung agar pembangunan kolam retensi selesai sesuai target yang sudah ditetapkan, yakni pada Desember 2024.

“Kalau ini sudah clear, bisa segera dioperasionalkan. Artinya proses pembangunan ini biar cepet, ya, harus saling mendukung baik itu masyarakat atau pemerintah daerah. Jadi nanti satu masalah banjir selesai untuk wilayah Kecamatan Jati,” paparnya.

Masan mengatakan kolam retensi di Dukuh Gendok bisa mengurangi genangan banjir hingga 80 persen. Terutama di wilayah Kecamatan Kota dan Kecamatam Jati.

“Informasi yang kami terima, pompa yang ada ini sudah memenuhi syarat. Nah insyaa Allah banjir di wilayah Jati terselesaikan. Termasuk genangan-genangan yang biasanya ada di jalan dari Kecamatan Undaan menuju Kota, Terminal dan Jalan Pantura itu insyaa Allah aman saat musim penghujan nanti,” terangnya.

Masan menilai selama ini banjir yang melanda di wilayah Kudus berdampak pada berbagai sektor. Pasalnya, banjir kerap kali melumpuhkan akses di sejumlah jalan.

“Untuk penanganan banjir di Kecamatan Jati itu memang paling tepat pakai kolam retensi. Kalau di wilayah Kecamatan Mejobo dan Kecamatan Undaan beda lagi solusi penangannanya,” tuturnya.

Ia menjelaskan, pembangunan kolam retensi ini yaitu memperlebar aliran arus air dari wilayah Kota supaya masuk ke kolam tersebut.  Selanjutnya, air yang terkumpul di dalam kolam retensi akan dipompa ke Sungai Wulan.

Nantinya akan ada 5 buah pompa yang dibangun di kolam. Di mana masing-masing berkapasitas 5 ribu liter perdetik. Selain itu, 4 buah pintu air berukuran 2×2 meter juga akan dibangun di lokasi tersebut.

Dampak banjir biasanya menggenangi hampir 100 persen pemukiman warga di Dukuh Gendok, Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati. Kemudian, banjir juga biasanya berdampak ke wilayah lain di kecamatan yang sama.

“Kalau sedang terjadi banjir itu ketinggiannya bisa 10-100 centimeter. Jadi nanti ketika kolam retensi sudah selesai dibangun, di sini tidak tergenang banjir lagi saat musim hujan,” pungkasnya. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus. S/Lingkarjateng.id)

Exit mobile version