KENDAL, Lingkarjateng.id – Memasuki masa tanam padi, petani di Kabupaten Kendal kesulitan untuk mendapatkan pupuk. Hal ini diakui oleh Mukidin (65 ) salah seorang petani yang berasal dari Desa Kertomulyo, Kecamatan Brangsong, Kabupaten Kendal.
Kesulitan dalam memperoleh pupuk itu, sudah dirasakan Mukidin selama sebulan, sejak bulan Desember 2023 hingga sekarang.
Kini, Mukidin dengan terpaksa harus membeli pupuk ke daerah lain untuk memenuhi kebutuhannya. Pupuk yang dibeli Mukidin ada dua jenis yakni, puska dan urea.
Pupuk urea per karung berisi 50 kilogram dengan harga Rp175.000 tanpa harus memakai kartu tani. Sedangkan jika membeli pupuk dengan menggunakan kartu tani, pihak agen menjual kepada petani dengan harga Rp125.000 per kilogram.
“Namun, jika membeli pupuk puska harga sama, yakni Rp125.000 per kilogram per karung,” kata Mukidin, pada Kamis, 4 Januari 2023.
Ia mengatakan, itupun dengan syarat bagi petani yang memiliki kartu tani. Tetapi jika petani tidak memiliki kartu tani, agen pupuk akan memberikan harga Rp175.000 per kilogram. Jadi, pupuk urea pusri dan puska yang dijual agen harganya sama.
“Pihak agen dan distributor pupuk, belum berani menjualnya yang subsidi,” terang salah satu petani di Kendal itu.
Ia mengatakan, para petani yang berasal dari Desa Kertomulyo berharap, pemerintah menghapus pembelian pupuk yang menggunakan kartu tani. hal ini karena menurutnya, kartu tani tidak memberi kemudahan kepada petani, justru malah memberatkan petani.
“Terpaksa kami harus membeli pupuk ke daerah lain untuk mengamankan tanaman padi,” ujarnya.
Menurutnya, mulai dari masa tanam padi hingga masa panen, petani harus memupuk sebanyak dua kali. Maka jika tidak dilakukan, padi bisa terancam gagal panen. (Lingkar Network | Unggul Priambodo – Lingkarjateng.id)