Kenaikan Harga Kedelai Dikeluhkan Perajin Tahu Tempe Pati

harga kedelai

PRODUKSI: Para karyawan produksi tempe di Desa Winong, Kecamatan Pati sedang memproses kedelai untuk dijadikan tempe. (Aziz Afifi/Lingkarjateng.id)

PATI, Lingkarjateng.id – Pengusaha tahu dan tempe di Kabupaten Pati mengeluhkan kenaikan harga komoditas kedelai. Pasalnya, kenaikan harga ini menyebabkan penjualannya semakin merosot.

Hal ini diungkapkan oleh Suwarno, salah satu perajin tahu asal Desa Blaru, Kecamatan Pati. Ia mengaku keberatan dengan naiknya harga kedelai akhir-akhir ini.

“Sekarang harganya mencapai Rp11.000 per kilo. Kalau kemarin ya kira-kira ada Rp10.000 kurang,” terangnya. 

Harga Kedelai Naik, Perajin Tahu Tempe Kendal: Terlalu Tinggi buat Kita

Kenaikan ini, katanya, sudah berjalan sekitar seminggu. Meski begitu, pihaknya tetap harus memproduksi, meskipun harga kedelai naik signifikan.

Imbas dari kenaikan ini, katanya, menyebabkan penjualan tahunya semakin merosot. Hal ini dikarenakan, harga tahu di pasaran ikut naik mengikuti harga kedelai.

 “Harga dari penjual di pasar semakin dinaikkan, tapi kalau dari kami ukurannya tetap, ” ujarnya. 

Hal yang sama juga dialami oleh Saljan, salah seorang pengrajin tempe yang ada di Lorong Tempe, Desa Winong, Kecamatan Pati saat ditemui di rumah. Ia mengaku sempat mengurangi ukuran tempenya untuk menyiasati harga. “Saya kurangi, tapi ya hanya sedikit, biar menekan harga produksi,” ungkapnya. (Lingkar Network | Aziz Afifi – Koran Lingkar)

Exit mobile version