JEPARA, Lingkarjateng.id – Dua belas desa/kelurahan di Kabupaten Jepara masuk kategori multi bahaya tinggi, mencakup potensi bencana banjir, banjir rob, gelombang ekstrem, angin kencang, hingga tanah longsor.
Berdasarkan data terbaru Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jepara, wilayah multi bahaya tinggi itu meliputi tiga desa di Kecamatan Mlonggo yakni Desa Sekuro, Karanggondang, Jambu; Desa Bondo Kecamatan Bangsri; Desa Tubanan Kecamatan Kembang.
Kemudian tiga daerah di Kecamatan Jepara yaitu Kelurahan, Kauman, Bulu, dan Ujungbatu. Serta tiga desa di Kecamatan Donorojo yakni Banyumanis, Clering, Ujungwatu.
Pelaksana tugas Kepala BPBD Jepara, Arwin Noor Isdiyanto, menyampaikan bahwa penetapan status multi bahaya tinggi dilakukan berdasarkan analisis cuaca, riwayat kejadian bencana, serta pemantauan kondisi alam terbaru.
“Wilayah-wilayah ini memiliki potensi ancaman yang bersifat simultan, mulai dari abrasi, gelombang tinggi, hingga banjir dan angin kencang. Karena itu, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan, terutama pada puncak musim hujan,” terangnya.
Pihaknya mengimbau para nelayan di wilayah pesisir untuk memperhatikan informasi peringatan dini gelombang tinggi sebelum melaut.
Selain itu, warga di daerah rawan longsor diminta tetap waspada terhadap perubahan kondisi tanah, terutama setelah hujan dengan intensitas tinggi.
“Kami terus melakukan monitoring lapangan dan menyiapkan langkah mitigasi bersama perangkat desa dan relawan. Kami juga meminta masyarakat segera melapor jika melihat tanda-tanda potensi bencana,” tuturnya.
Arwin menambahkan bahwa kesiapsiagaan masyarakat menjadi faktor penting dalam menekan risiko korban jiwa dan kerugian material saat bencana terjadi.
Jurnalis: Tomi Budianto
Editor: Ulfa

































