PEKALONGAN, Lingkarjateng.id – Tanggul Sungai Bremi turut wilayah Kelurahan Pasirkratonkramat, Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan kembali jebol dan semakin melebar. Sementara penanganan darurat mulai dikerjakan pada Senin, 2 Juni 2025.
Sebelumnya Wali Kota Pekalongan, Afzan Arslan Djunaid bersama Wakil Wali Kota Balgis Diab dan jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) meninjau lokasi tanggul jebol di sekitaran Sungai Bremi.
“Pagi ini kita meninjau langsung tanggul yang ada di Sungai Bremi yang kembali jebol. Lokasinya berada di wilayah Kelurahan Pasirkratonkramat, Kecamatan Pekalongan Barat. Dengan tinjauan ini, harapannya bisa mempercepat proses penanggulangan tanggul jebol ini,” kata Wakil Wali Kota Balgis Diab, Minggu, 1 Juni 2025.
Tanggul yang lokasinya berbatasan dengan Kabupaten Pekalongan itu jebol sekitar akhir Mei 2025 dan berpotensi menimbulkan banjir jika tidak segera ditangani.
Pemerintah Kota Pekalongan telah berkoordinasi dengan berbagai pihak mulai dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pusdataru, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, TNI, hingga Polri.
Menurut Balgis, sinergi ini dengan berbagai pihak penting agar penanganan darurat dapat segera dilakukan dan kejadian serupa tidak terulang.
“Harapannya, Insya Allah jebolnya tanggul ini bisa cepat teratasi dan akan dilakukan penanganan darurat. Ke depan, kita akan mengevaluasi agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali yang tentu sangat merugikan masyarakat sekitar,” lanjutnya.
Diintai Rob, Perbaikan Tanggul Sungai Bremi Pekalongan Ditarget Selesai Hari Ini
Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) DPUPR Kota Pekalongan, Purwo Susetyo, menjelaskan bahwa tanggul Sungai Bremi pertama kali jebol pada 28 Mei 2025 dengan panjang retakan sekitar 5 meter.
Namun, sehari kemudian kerusakan melebar 5 meter ke arah utara dan kembali bertambah hingga mencapai 30 meter pada 31 Mei.
“Pada tanggal 28 Mei 2025, tanggul jebol di bawah pondasinya sepanjang kurang lebih 5 meter. Sore harinya kami langsung tangani secara darurat. Namun, sehari kemudian jebolnya tanggul melebar ke arah utara sekitar 5 meter lagi,” ungkap Purwo.
Penanganan darurat tanggul jebol menggunakan metode pancang dolken, sandbag, dan sesek bambu sebagaimana yang pernah diterapkan saat kejadian serupa pada November 2024.
Adapun material mulai didatangkan pada Minggu pagi dan pengerjaan dimulai pada Senin, 2 Juni 2025 secara gotong royong oleh tim gabungan DPUPR, BPBD, pemerintah kecamatan dan kelurahan, serta TNI-Polri.
Pihaknya mengimbau warga agar tetap tenang dan bersabar. Menurutnya, kondisi pasang air laut menjadi kendala tersendiri dalam upaya penanganan cepat.
“Kami mohon masyarakat bersabar. Kami dari Pemerintah Kota Pekalongan bersama instansi terkait lainnya berupaya maksimal agar air tidak masuk ke pemukiman warga. Jebolnya tanggul ini juga dipengaruhi oleh pasang air laut, sehingga kita perlu menunggu air surut untuk memulai penanganan yang efektif. Mudah-mudahan bisa segera tertangani,” ujarnya.
Penanganan tanggul ini menjadi prioritas utama, mengingat tingginya risiko sosial dan kerugian ekonomi apabila air sungai meluap ke permukiman. Meski sebelumnya telah dilakukan perbaikan sementara pada akhir 2024, faktor geografis dan intensitas pasang laut masih menjadi tantangan utama.
“Tanggul Sungai Bremi sebelumnya juga mengalami kerusakan pada akhir 2024 lalu dan sempat dilakukan penanganan sementara. Namun, kondisi geografis dan intensitas air laut yang tinggi masih menjadi tantangan besar dalam menjaga keandalan tanggul di kawasan ini,” pungkas Purwo.
Jurnalis: Fahri Alakbar
Editor: Ulfa

































