SEMARANG, Lingkarjateng.id – Ketersediaan pangan di Jawa Tengah diprediksi aman hingga Juni 2026 berdasarkan data Badan Urusan Logistik (Bulog).
Pimpinan Wilayah Perum Bulog Kanwil Jawa Tengah–DIY, Sri Muniati, melaporkan kepada Gubernur Jateng bahwa stok beras mencapai 339.094 ton. Jumlah itu mencukupi hingga Juni 2026. Sementara, realisasi pengadaan setara beras sepanjang 2025 tercatat sebesar 397.905 ton atau 100,3 persen dari target yang ditetapkan.
“Menghadapi Natal dan Tahun Baru serta akhir tahun, kami menyatakan stok beras pemerintah sangat memadai, sangat kuat. Masyarakat tidak perlu cemas atau panik karena ketersediaan sangat cukup dan harganya relatif stabil,” kata Sri Muniati pada Rabu, 24 Desember 2025.
Bulog telah menyiagakan gudang-gudang induk di seluruh Jawa Tengah, serta meminta mitra pengecer memastikan kesiapan stok di wilayah masing-masing.
“Selain beras, kami juga memiliki stok minyak goreng, gula, dan komoditas lainnya. Selama libur panjang, gudang-gudang induk kami siagakan untuk melayani kebutuhan masyarakat,” ungkapnya.
Sri Muniati mengakui penyerapan hasil panen tidak dapat dilakukan Bulog sendiri, tetapi membutuhkan dukungan lintas sektor.
“Kami berharap koordinasi antara Bulog, dinas-dinas di Provinsi Jawa Tengah, serta dukungan aparat seperti TNI dan Polri bisa memperkuat penyerapan, sehingga produksi dan panen di Jawa Tengah dapat diserap secara maksimal oleh Jawa Tengah sendiri,” ujarnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah, Dyah Lukisari, menambahkan pihaknya tengah menyiapkan regulasi berupa Peraturan Gubernur untuk memperkuat kapasitas internal daerah.
“Ini bukan dengan cara melarang pengiriman keluar Jawa Tengah, tetapi dengan memperkuat kapasitas di dalam Jawa Tengah sendiri,” kata Dyah.
Ia menjelaskan, penguatan dilakukan tidak hanya melalui Bulog, tetapi juga dengan melibatkan BUMD provinsi, BUMD kabupaten, serta penggilingan-penggilingan kecil.
“Kami merencanakan program subsidi bunga pinjaman bagi penggilingan kecil agar mereka memiliki modal yang lebih kuat. Program ini kami siapkan untuk 2026,” ucapnya.
Selain meningkatkan serapan, pemerintah daerah juga menyiapkan jalur distribusi agar hasil panen yang diserap dapat dimanfaatkan kembali di dalam daerah.
Sementara itu, Gubernur Jateng Ahmad Luthfi menyampaikan Perum Bulog perlu memperkuat serapan hasil panen petani lokal agar stabilitas pangan di wilayahnya terjaga.
Ia menekankan kecukupan stok harus dibarengi dengan kebijakan yang berpihak pada petani, terutama dalam momentum panen.
“Kami tidak ingin saat petani panen, intervensi dari provinsi lain masuk ke wilayah kita,” ujarnya.
Selain itu, Gubernur Jateng menyebut keterbatasan gudang dan sarana penyimpanan semestinya dapat diantisipasi melalui komunikasi dan koordinasi yang lebih baik.
“Kalau kurang gudang bisa dikomunikasikan, supaya tidak lari ke mana-mana,” pungkasnya.
Editor: Ulfa

































