PEKALONGAN, Lingkarjateng.id — Rencana pembangunan jalur lingkar utara di wilayah Pekalongan resmi masuk dalam perencanaan proyek strategis nasional.
Rencananya jalur lingkar utara Kota Pekalongan tersebut akan menghubungkan wilayah tengah Pantura, mulai dari perbatasan Pemalang sebelum masuk ke Kabupaten Pekalongan hingga Kabupaten Batang.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Pekalongan, M. Restu Hidayat, menyambut positif rencana tersebut. Ia menilai, jalur lingkar utara akan menjadi titik balik bagi kelancaran transportasi di Kota Batik.
“Kalau Jalur Lingkar Utara terealisasi, itu akan menjadi game changer bagi Kota Pekalongan. Arus kendaraan berat bisa langsung dialihkan ke jalur tol, sehingga lalu lintas di dalam kota lebih tertib, aman, dan lancar,” ujarnya.
Restu menambahkan, Dishub terus berkoordinasi dengan pemerintah provinsi dan pusat untuk mengatur lalu lintas truk selama masa transisi. Ia berharap proyek nasional ini dapat segera diwujudkan agar manfaatnya segera dirasakan masyarakat.
“Proyek ini bukan hanya meningkatkan konektivitas antarwilayah, tetapi juga mempercepat pertumbuhan ekonomi di kawasan Pantura,” pungkasnya.
Anggota Komisi VI DPR RI, Rizal Bawazier, memastikan proyek strategis ini akan menjadi solusi jangka panjang untuk mengatasi kepadatan dan pembatasan kendaraan berat di kawasan perkotaan.
“Untuk jalur lingkar utama atau jalur lingkar utara, planning-nya sudah ada. Sekarang yang sedang kita dalami adalah kapan pelaksanaannya dimulai, apakah di tahun 2029 atau 2030. Jadi rencana itu sudah masuk dalam blueprint Bappenas,” ujarnya belum lama ini.
Menurut Rizal, pembatasan truk bersumbu tiga yang diberlakukan di Kota Pekalongan bersifat sementara, sambil menunggu terealisasinya jalur lingkar tersebut.
“Tindakan pembatasan truk ini sebenarnya sementara, cuma sementaranya lama, bisa dua atau tiga tahun. Tapi tujuannya jelas, yaitu menunggu jalur lingkar utara terealisasi,” tegasnya.
Rizal menambahkan masuknya proyek ini ke dalam rencana pendanaan Bappenas menunjukkan keseriusan pemerintah pusat dalam meningkatkan konektivitas wilayah Pantura, termasuk Kota Pekalongan yang menjadi simpul strategis antara Semarang dan Tegal.
“Di Bappenas sudah ada, tinggal nanti kita lihat apakah dananya cukup atau perlu tambahan dukungan,” katanya.
Jurnalis: Fahri Akbar
Editor: Ulfa

































