BLORA, Lingkarjateng.id – Usai didemo masyarakat, PT Pentawira mempersilakan warga Desa/Kecamatan Jiken, Kabupaten Blora untuk bekerjasama dalam bentuk kemitraan sesama perusahaan.
Pemilik pabrik PT Pentawira, Aliem Ting Astomo, dalam audiensi bersama masyarakat di Rumah Dinas Bupati Blora juga menyebut membuka peluang bagi BUMD untuk berperan aktif sebagai mitra perusahaannya. Namun, ia memberi catatan kerja sama itu harus memenuhi regulasi dan perizinan.
“Badan usaha apapun bisa asal komplit,” ucapnya, Jumat, 21 November 2025.
Pihaknya juga menjawab tuntutan warga terkait transparansi tenaga kerja di perusahaan miliknya.
Pemilik PT Pentawira dan Warga Jiken Blora Diajak Mediasi Soal Operasional Pabrik
Dia menyebut perekrutan tenaga kerja di PT Pentawira menyesuaikan kebutuhan perusahaan dan mengutamakan warga sekitar pabrik. Namun, saat ini belum ada perekrutan karena perusahaan masih dalam tahap ujji coba.
“Perekrutan itu kita melihat kebutuhan. pasti saya ambil di Jiken, yang paling banyak itu yang tenaga kasar, kalau produksinya standar,” terangnya.
Ia berencana membuka lowongan pekerjaan tahun mendatang, lantaran perusahaan dijadwalkan beroperasi secara optimal pada 2026.
“Ini sementara tidak menerima (pekerja) dulu, mungkin nanti kalau Februari, Maret atau April, mungkin ada perekrutan baru. Karena apa, mudah-mudahan yang satu sudah normal, yang satu sudah trial,” teranganya.
Aliem menjelaskan pabrik Pentawira bergerak pada pengolahan batu kapur. Ia menyebutkan bahan utamanya diambil dari Kabupaten Rembang dan Kabupaten Tuban, Jawa Timur, yang dibawa ke Pabrik Pentawira Jiken, Blora.
“(Hasilnya) Kalau kita ekspor nilainya kecil, yang banyak itu kita kirim ke BUMN,” sambungnya.
Pihaknya semula berniat membangun pabrik di Kabupaten Rembang, bukan di Kabupaten Blora. Namun, atas permintaan Bupati Blora pihaknya akhirnya survei lokasi yang dinilai cocok sebagai pengolahan batu kapur.
“Di Rembang saya sudah beli lahan tiga hektare, di sana lahannya bagus, masyarakatnya juga kondusif (mendukung),” katanya.
Sebelum masuk ke Kabupaten Blora, pihaknya melakukan survei lokasi selama dua bulan sebelum memantapkan titik lokasi di Kecamatan Jiken.
“Saya sebelum masuk sini saya dua bulan di Blora. Keliling di sini, desa namanya Cabak, dan yang lainnya. Saya timbang antara min dan plus itu banyak plusnya. Termasuk (potensi) gas, gas itu nomor satu buat saya,” bebernya.
Terkait isu kelengkapan berkas perizinan, Aliem menegaskan pihaknya sudah memproses segala perizinan yang dibutuhkan, bahkan proses itu sudah selesai dan lengkap.
“Sudah lengkap, bisa tanya ke beliau (bupati), itu cuma isu-isu aja. Mohon maaf, pro kontra itu hal biasa,” katanya.
Menurutnya, mediasi bersama pimpinan daerah dan masyarakat adalah hal baik. Pihaknya berterimakasih kepada masyarakat Jiken yang telah menginformasikan adanya kendala di perusahaannya, sehingga pihaknya memberi sanksi tegas kepada karyawannya yang memiliki niat buruk.
“Kita-kita sendiri menghadapi seperti ini, bisa mediasi dengan mereka, bisa merangkul mereka, bisa pendekatan dengan mereka dan yang penting persaudaraan,” pungkasnya.
Warga Blora Demo Tuntut Transparansi Rekrutmen dan Dampak Operasional PT Pentawira
Sebelumnya ratusan warga Desa/Kecamatan Jiken, Blora demo di depan PT Pentawira terkait transparansi rekrutmen tenaga kerja hingga dampak operasional yang mengakibatkan tanah longsor di lahan pertanian, Jumat, 14 November 2025.
Pada aksi itu, warga mendesak pihak Pentawira untuk melakukan dialog langsung kepada masyarakat. Dialog itu menyusul permohonan dialog yang diduga hanya berhenti di staf hubungan masyarakat (Humas) PT tersebut.
“Kami (warga Kedungserut) berharap bisa bertemu langsung dengan pihak PT Pentawira,” ujar Luluk, satu-satunya orator wanita di aksi tersebut.
Dalam orasi itu, ia mengaku operasional pabrik tersebut telah mengganggu aktivitas masyarakat sekitar hingga terjadi longsor di lahan pertanian warga.
“Kita terdampak sekali, dari mata perih, debu, bising hingga tanah longsor,” katanya.
Jurnalis: Eko Wicaksono
Editor: Ulfa































