Rawan Kecelakaan di JLS Salatiga, Pemkot Diminta segera Bangun Flyover

KECELAKAAN: Mini bus terguling di jalan lingkar selatan (JLS) Salatiga tepatnya di simpang empat, Bendosari, Kumpulrejo, Argomulyo pada Sabtu, 30 September 2023. (Angga Rosa/Lingkarjateng.id)

KECELAKAAN: Mini bus terguling di jalan lingkar selatan (JLS) Salatiga tepatnya di simpang empat, Bendosari, Kumpulrejo, Argomulyo pada Sabtu, 30 September 2023. (Angga Rosa/Lingkarjateng.id)

SALATIGA, Lingkarjateng.id Kecelakaan lalu lintas kerap terjadi di simpang empat Bendosari, Desa Kumpulrejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga. Oleh karena itu, masyarakat meminta Pemerintah Kota Salatiga agar membangun flyover di kawasan jalan lingkar Selatan (JLS) Salatiga tersebut.

Warga Desa Kumpulrejo, Kristiawan (36), mengatakan bahwa Pemkot Salatiga harus tanggap mengatasi tingginya angka kecelakaan di jalur JLS Salatiga agar bisa diminimalkan. Salah satunya dengan membangun flyover.

“Kami berharap pemerintah tanggap dan bisa bertindak cepat untuk menangani kerawanan lalu lintas di perempatan Kumpulrejo. Semestinya ada jalur penyelamat di jalur dari arah Kopeng menuju Salatiga karena sebagian besar kecelakaan disebabkan oleh rem blong. Lebih baik lagi kalau di bangun flyover (jalan layang) sehingga bisa lebih aman,” ujarnya pada Minggu, 1 Oktober 2023.

Rawan Kecelakaan! Warga Desak Pembangunan Jalur Penyelamat JLS Salatiga

Menurut Kristiawan, pembangunan jalur penyelamat dan flyover di JLS Salatiga khususnya kawasan simpang empat Kumpulrejo mendesak untuk segera direalisasikan. Sebab lokasi tersebut merupakan titik paling rawan dan sudah sering terjadi kecelakaan lalu lintas yang memakan korban jiwa.

“Selain itu, rambu lalu lintas dan lampu penerangan jalan serta sarana prasarana penunjang lainnya untuk mengantisipasi kecelakaan di JLS juga perlu ditambah. Penambahan sarana prasarana penunjang jalan di JLS harus segera ditindaklanjuti oleh pemkot agar kecelakaan bisa tekan,” bebernya.

Warga lain, Yanto (43), menyampaikan bahwa pembangunan jalur penyelamat atau jalur penghentian darurat memang mendesak karena di sepanjang JLS dari arah Tingkir menuju Blotongan terdapat jalan menurun yang cukup panjang. 

“Secara kebutuhan, pembangunan jalur penghentian darurat sangat mendesak. Sebab JLS rawan terjadi rem blong,” ujarnya. (Lingkar Network | Angga Rosa – Koran Lingkar)

Exit mobile version