Ramai Tradisi Sadranan, Harga Daging Ayam di Salatiga Merangkak Naik

BERDAGANG: Suasana jual beli di Pasar Ayam dan Ikan Kota Salatiga. (Angga Rosa/Lingkarjateng.id)

BERDAGANG: Suasana jual beli di Pasar Ayam dan Ikan Kota Salatiga. (Angga Rosa/Lingkarjateng.id)

SALATIGA, Lingkarjateng.id – Harga bahan pokok menjelang bulan Ramadhan mulai merangkak naik, termasuk harga daging ayam ras di Kota Salatiga. Saat ini harga daging ayam ras di pasar tradisional naik menjadi Rp34.500 per kilogram.

Salah satu pedagang daging ayam di Pasar Rejosari, Titik (52) menyebutkan bahwa harga daging ayam ras sudah mengalami kenaikan sejak beberapa hari dari Rp32.500 menjadi Rp34.500 per kilogram.

“Naik Rp2.000 per kilogram,” ujarnya, Rabu, 28 Februari 2024.

Menurut Titik, permintaan daging ayam menjelang Ramadhan naik sehingga turut memicu kenaikan harga. Permintaan konsumen tinggi karena kebutuhan masyarakat untuk tradisi sadranan yang pelaksanaannya biasanya menggelar doa bersama dengan mengundang warga dan makan bersama.

“Warga yang nyadran pasti masak besar. Salah satu lauknya daging ayam, sehingga permintaan meningkat. Mungkin itu salah satu penyebab kenaikan harga daging ayam,” ujarnya. 

Titik berpendapat tidak terlalu khawatir dengan kenaikan harga daging ayam sepanjang masih diambang batas wajar dan tidak menurunkan omzet. Sebab ia menyadari kebutuhan masyarakat jelang Ramadhan juga tinggi.

“Yang kami khawatirkan kalau stok ayam hidup menipis. Tentunya bakal berpengaruh pada harga dan omzet. Mudah-mudahan hingga lebaran stok ayam hidup cukup untuk memenuhi kebutuhan, sehingga pedagang tidak kesulitan mendapatkan barang dagangan,” ucapnya.

Sementara itu, kenaikkan harga juga di keluhkan pedagang makanan olahan daging ayam. Harga bahan baku yang naik mengakibatkan biaya produksi juga ikut tinggi.

“Harganya terus naik. Agar modal tidak membengkak, akhirnya saya kurangi pembelian daging ayam,” kata pedagang sate ayam di Cebongan, Argomulyo, Ayu (30).

Ayu mengatakan, meski harga daging ayam naik namun dirinya tidak bisa menaikkan harga dagangannya demi mempertahankan pelanggan.

“Yang bisa saya lakukan hanya memperkecil ukuran. Ini biar usaha bisa tetap jalan,” ucapnya. (Lingkar Network | Angga Rosa – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version