Perputaran Uang di Salatiga saat Pemilu 2024 Diprediksi Tembus Rp 50 Miliar

IMG 20240222 WA0018

POTRET: Ketua DPRD Kota Salatiga, Dance Ishak Palit. (Angga Rosa/Lingkarjateng.id)

SALATIGA, Lingkarjateng.id – Ketua DPRD Kota Salatiga Dance Ishak Palit memprediksikan perputaran uang di Salatiga saat Pemilu 2024 mencapai lebih dari Rp 50 miliar. Uang sebanyak itu, untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan Pemilu hingga kebutuhan masyarakat.

Ia menuturkan, para calon legislator (caleg) dalam Pemilu 2024 juga turut mengeluarkan biaya yang tidak sedikit.

“Coba kita hitung. Anggaran yang dikeluarkan KPU berapa, Bawaslu berapa. Para caleg juga mengeluarkan biaya yang tidak sedikit dalam proses pencalonannya,” kata Dance, pada Kamis, 22 Februari 2024.

Tingginya perputaran uang pada masa Pemilu, memiliki multi efek bagi masyarakat. Perdagangan dan industri menjadi bertambah ramai.

“Tentunya ada multi efeknya pada masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu, biaya politik untuk meraih kursi di DPRD Kota Salatiga pada Pemilu 2024 terhitung cukup tinggi.

Para caleg harus merogoh kantong hingga ratusan juta rupiah untuk membiayai proses pencalonannya.

“Biaya politik itu untuk membiayai kampanye, biaya operasional sosialisasi caleg hingga makanan dan minuman. Belum lagi untuk lain-lain yang nominalnya tidak sedikit. Totalnya ratusan juta,” kata Narto salah seorang anggota tim sukses salah satu caleg.

Disinggung soal politik uang, dia tidak menampik adanya dugaan permainan uang menjelang pemungutan suara Pemilu 2024.

“Sekarang politik uang bukan menjadi rahasia umum. Jual beli suara antara tim sukses caleg dan warga dilakukan secara terang – terangan tanpa ada rasa takut akan terjerat perkara hukum,” ujarnya.

Dia menuturkan, proses transaksi jual beli suara dilakukan tim sukses caleg dan warga jauh hari sebelum hari H pemungutan suara. Dan pembayaran dilakukan pada H-3 hingga H-1 pemungutan suara.

Dia menyatakan, sebagian besar warga siap menerima pemberian dari para caleg. Bahkan ada warga yang menunggu tim yang akan membeli suara.

“Itu (politik uang) terjadi merata di semua dapil (daerah pemilihan) di Salatiga. Tapi kalau dibuktikan susah. Sebab praktik politik sangat rapi,” ucapnya. (Lingkar Network | Angga Rosa – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version