Kenaikan Harga Cabai Picu Inflasi di Salatiga

Ilustrasi: Cabai yang dijual pedagang di pasar tradisional. (Pixabay@jusuf111/Lingkarjateng.id)

SALATIGA, Lingkarjateng.id – Kenaikkan harga cabai menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya inflasi di Kota Salatiga. Hal itu diungkapkan oleh Penjabat (Pj.) Wali Kota Salatiga, Yasip Khasani, baru-baru ini.

Yasip menyebut, guna mengatasi inflasi itu Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga mendorong masyarakat untuk menanam cabai di lingkungan rumah masing-masing.

Menurutnya, penanaman cabe dapat dilakukan dengan menggunakan tanah milik Pemkot Salatiga yang tidak produktif.

“Bibit dan pupuk akan dibantu dari Dinas Pangan dan Pertanian. Hasil panennya untuk mencukupi kebutuhan, di mana masyarakat bisa membeli dengan subsidi di bawah harga pasar,” kata Yasip.

Menurutnya, melakukan swasembada pangan merupakan langkah tepat untuk menekan angka inflasi.

“Jadi kita menanam sendiri, dibeli sendiri dengan harga murah, bibitnya dari pemerintah,” ujarnya.

Dia menyatakan, Pemkot Salatiga telah melakukan berbagai upaya untuk menekan inflasi, di antaranya dengan intervensi terhadap harga kebutuhan pangan yang masih di atas harga eceran tertinggi (HET). Intervensi pemerintah telah dilaksanakan seperti operasi pasar dan pemberian subsidi.

Selain itu, Pemkot Salatiga juga melakukan kerja sama dengan daerah penghasil komoditas pangan. Menurut Yasip, dengan membeli langsung ke daerah penghasil maka akan didapatkan harga yang lebih bagus, sehingga dapat dipasarkan dengan harga yang terjangkau.

“Terkait daging dan ayam ras, serta telur ayam ras, kami sedang merumuskan lagi, menggalakkan lagi peternak ayam pedaging dan ayam petelur. Kalau hasil kajian memungkinkan, kenapa tidak untuk kita arahkan bantuan kepada kelompok peternak,” ucapnya. (Lingkar Network | Angga Rosa – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version