Banyak Petani Gagal Panen Akibatkan Harga Beras di Salatiga Naik

PROSES PRODUKSI: Sejumlah pekerja penggilingan padi di Desa Pulutan, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga menjemur gabah, Selasa, 6 Februari 2024. (Angga Rosa/Lingkarjateng.id)

PROSES PRODUKSI: Sejumlah pekerja penggilingan padi di Desa Pulutan, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga menjemur gabah, Selasa, 6 Februari 2024. (Angga Rosa/Lingkarjateng.id)

SALATIGA, Lingkarjateng.id – Banyak petani di Salatiga gagal panen akibat faktor cuaca. Kondisi ini menyebabkan harga beras melonjak beberapa hari belakangan.

Pemilik penggilingan padi di Desa Pulutan, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga, Rosadi, menjelaskan bahwa harga beras mengalami kenaikkan setiap hari. Beberapa hari lalu, harga beras jenis C4 masih di kisaran Rp13.600 per kilogram. 

“Hari ini naik jadi Rp14.000 per kilogram. Kemudian beras jenis GH naik jadi Rp15.000 per kilogram dan Bramo naik jadi Rp14.600 per kilogram,” ujar Rosadi, Selasa, 6 Februari 2024. 

Rosadi menyatakan, harga beras di tempat penggilingan memang lebih murah dibandingkan harga dari pedagang pasar maupun toko. Harga beras C4 di toko, kata Rosadi, bisa lebih dari Rp14.000 per kilogram.

“Ya, kalau harga di pasar lebih tinggi. Pedagang di pasar kulakannya ‘kan di penggilingan padi,” ucapnya. 

Dia berpendapat, kenaikan harga beras salah satunya karena banyak petani yang mengalami gagal panen. Selain itu saat ini belum memasuki panen raya sehingga stok gabah kering giling di petani maupun pedagang hanya sedikit.

“Kalau stok gabah sedikit, pasti harga beras naik. Apalagi sekarang curah hujan tinggi, petani maupun pedagang kesulitan mengeringkan gabah sehingga stok beras pun juga sedikit,” bebernya. 

Sementara itu, pantauan di lapangan harga beras kemasan 5 kilogram tembus Rp76.000 per kemasan dari harga sebelumnya Rp73.000.

“Harga beras naik lagi. Sekarang saya jual Rp76.000 per kemasan 5 kilogram atau naik Rp3.000 dari harga sebelumnya Rp73.000,” kata Narno, salah satu pedagang beras di Kecamatan Tingkir.

Narno mengatakan bahwa kenaikan harga beras karena stok beras yang menipis, sedangkan permintaan konsumen tinggi

“Dari informasi yang saya terima, penggilingan padi kesulitan mencari gabah. Sehingga stok beras di penggilingan terbatas. Sedangkan permintaan tinggi. Jadinya harga naik,” bebernya. (Lingkar Network | Angga Rosa – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version