Bantah Persulit Izin Investasi, Pemkot Salatiga Tawarkan Keterbukaan Informasi

FORUM BISNIS: Penjabat Wali Kota Salatiga, Sinoeng N. Rachmadi saat memaparkan materi dalam acara forum bisnis di salah satu hotel di Salatiga beberapa waktu lalu. (Dok. Prokompim Setda Salatiga/Lingkarjateng.id)

FORUM BISNIS: Penjabat Wali Kota Salatiga, Sinoeng N. Rachmadi saat memaparkan materi dalam acara forum bisnis di salah satu hotel di Salatiga beberapa waktu lalu. (Dok. Prokompim Setda Salatiga/Lingkarjateng.id)

SALATIGA, Lingkarjateng.idPemerintah Kota (Pemkot) Salatiga menepis anggapan izin investasi di Kota Salatiga dipersulit. Pemerintah daerah setempat menegaskan berkomitmen untuk memberikan kemudahan dan keterbukaan informasi kepada para investor.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Salatiga, Muthoin, mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai langkah untuk meningkatkan investasi dan menarik minat investor masuk ke Salatiga. Salah satunya dengan membuat peta investasi.

“Peta investasi ini untuk memberikan gambaran kepada investor yang ingin menanam modal di Salatiga mengenai lokasi dan peluang usaha yang cocok,” ujarnya pada Senin, 27 November 2023.

Selain itu, Muthoin menyampaikan bahwa DPMPTSP juga segera berbenah meningkatkan pelayanan administrasi agar mempermudah pengurusan perizinan.

Dongkrak Ekonomi Daerah, Pemkot Salatiga Diminta Tak Persulit Investor

Di samping itu, DPMPTSP juga memiliki gerai konsultasi modal. Gerai dihadirkan pemerintah sebagai pusat pelayanan informasi maupun konsultasi publik dan untuk aksesibilitas. Upaya-upaya tersebut diharapkan dapat semakin mendorong minat investasi di Salatiga.

Sedangkan target investasi 2023 dinilai lebih tinggi dengan nilai investasi yang ditetapkan Pemkot Salatiga sebesar Rp1,5 triliun.

“Target yang ditetapkan tahun ini lebih tinggi dibandingkan asumsi potensi nilai investasi. Oleh karena itu, kami harus bekerja lebih keras lagi untuk mencapai target tersebut,” ucapnya. 

Muthoin mengakui ada beberapa kendala untuk mencapai target investasi. Salah satunya yakni faktor lahan.

 “Luasan lahan dan harga terkadang menjadi pertanyaan utama dari investor,” ujarnya. (Lingkar Network | Angga Rosa – Koran Lingkar)

Exit mobile version