GROBOGAN, Lingkarjateng.id – Usai hujan dengan intensitas tinggi mengguyur sebagian wilayah Kabupaten Grobogan, 11 kecamatan di Kabupaten Grobogan akibatnya terendam banjir, mulai dari Kecamatan Purwodadi, Kecamatan Toroh, Kecamatan Godong, dan 8 kecamatan lainnya.
Ketinggian banjir di Grobogan tersebut, mulai dari 50 sentimeter hingga 100 sentimeter. Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Grobogan melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Grobogan, Soewignyo.
Ia mengungkapkan, ada 29 desa di 11 kecamatan yang terendam banjir. Belasan kecamatan yang terendam banjir di Grobogan antara lain Kecamatan Godong, Kecamatan Penawangan, Kecamatan Tawangharjo, Kecamatan Purwodadi, Kecamatan Toroh, Kecamatan Karangrayung, Kecamatan Geyer, Kecamatan Kedungjati, Kecamatan Tegowanu, Kecamatan Tanggungharjo, dan Kecamatan Gubug.
Selain karena tingginya curah hujan, kata dia, banjir tersebut juga diakibatkan kiriman air dari beberapa sungai. Hal ini karena sungai-sungai tersebut tidak mampu menampung debit air. Hingga akhirnya meluap dan menyebabkan banjir.
“Tingginya curah hujan yang terjadi di wilayah Kabupaten Grobogan dan kiriman air dari hulu Sungai lusi, Sungai Serang, dan Sungai Tuntang,” ujarnya.
Hingga saat ini, kata dia, ruas jalan dan rumah warga tergenang air.
“Utamanya di hulu sungai Serang, air yang berasal dari daerah Salatiga turun ke wilayah Kabupaten Grobogan sehingga sebagian tanggul melimpas ke rumah-rumah warga. Dampaknya jalan dan rumah warga tergenang sampai saat ini,” sambungnya.
Ia mengatakan, pihaknya juga telah melakukan evakuasi terhadap korban banjir.
“Setiap 3-6 jam kami beri peringatan dini. Kami juga telah melakukan evakuasi para korban banjir ke tempat yang aman,” imbuhnya.
Sementara itu, Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana mengatakan, kondisi banjir saat ini sudah berangsur surut di beberapa titik. Saat ini masih dalam penanganan BPBD Provinsi Jawa Tengah dan BPBD Kabupaten Grobogan.
“Penyebab banjir tersebut adalah hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi pada hari Senin malam, 5 Februari 2024,” kata Nana di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Selasa, 6 Februari 2024.
Terkait upaya penanganan, lanjut Nana, BPBD Provinsi Jawa Tengah terus berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Grobogan. Hal itu untuk memastikan kondisi di lapangan, baik evakuasi masyarakat terdampak, penyiapan dapur umum, dan distribusi logistik yang diperlukan.
“BPBD Kabupaten Grobogan bersama Pemprov Jawa Tengah dibantu TNI dan Polri terus melakukan langkah-langkah untuk evakuasi. Masyarakat yang terdampak kami arahkan ke beberapa tempat yang aman. Dapur lapangan dan pengiriman logistik juga dilakukan,” jelasnya.
BPBD Grobogan juga berkoordinasi dengan perangkat desa untuk melakukan assessment dan evakuasi warga yang terjebak banjir. Selain itu, juga melakukan pendistribusian nasi bungkus untuk warga yang terdampak banjir.
Berdasarkan data BPBD Jawa Tengah pada 6 Februari 2024, banjir tersebut merendam 32 desa di 12 kecamatan di Kabupaten Grobogan.
Selain itu, merendam 2.662 rumah, area persawahan seluas 56 hektar, fasilitas pendidikan 6 unit, rumah ibadah 1 unit, 1 kandang sapi, serta rusaknya talud, rabat beton, pemadasan. (Lingkar Network | Eko Wicaksono/Rizky Syahrul Al-fath – Lingkarjateng.id)