KUDUS, Lingkarjateng.id – Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) terus memperkuat upaya pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Kabupaten Kudus. Sejak 2018, BLDF bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus konsisten mendorong pengelolaan sampah organik dari hulu hingga hilir guna mewujudkan lingkungan yang bersih dan berkelanjutan.
Komitmen tersebut kembali ditegaskan melalui kegiatan Sosialisasi Pengelolaan Sampah Organik Rumah Tangga yang digelar bersama Pemkab Kudus dan Tim Penggerak PKK Kabupaten Kudus di Pendopo Kabupaten Kudus pada Rabu, 17 Desember 2025.
Kegiatan tersebut diikuti sekitar 150 kader PKK dari sembilan kecamatan di Kudus. Sosialisasi difokuskan pada perubahan perilaku masyarakat dalam mengelola sampah sejak dari sumbernya, yakni rumah tangga, dengan memperkuat peran ibu sebagai motor penggerak. Program ini juga sejalan dengan Program Pokok PKK ke-9 tentang Kelestarian Lingkungan Hidup.
Director Communication Djarum Foundation, Mutiara Diah Asmara, mengatakan bahwa pengelolaan sampah tidak hanya soal teknis, tetapi juga perubahan perilaku yang dimulai dari keluarga. Menurutnya, rumah tangga menjadi titik awal yang krusial dalam menekan timbulan sampah.
“Bertepatan dengan momentum Hari Ibu, sosialisasi ini menjadi ruang komunikasi untuk memperkuat kapasitas ibu dan keluarga dalam mengelola sampah secara terencana dan berkelanjutan, sehingga dampaknya dapat dirasakan langsung oleh lingkungan sekitar,” ujarnya.
Di sisi lain, Ketua TP PKK Kabupaten Kudus periode 2025-2030, Endhah Endhayani Sam’ani Intakoris, menegaskan bahwa peran strategis perempuan dalam pengelolaan lingkungan. Dengan jaringan kader PKK yang tersebar di seluruh desa dan kelurahan, ia optimistis perubahan perilaku dapat dilakukan secara masif.
“Jika setiap keluarga mulai memilah dan mengolah sampah organik dari dapur, dampaknya akan sangat signifikan dalam menekan volume sampah yang berakhir di TPA,” katanya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas PKPLH Kabupaten Kudus, Sulistiyowati, menekankan bahwa persoalan sampah membutuhkan kolaborasi lintas sektor.
Menurutnya, pemilahan sampah di tingkat rumah tangga menjadi kunci agar kebijakan dan program pengelolaan sampah dapat berjalan efektif dan berkelanjutan.
Influencer Kudus ASIK, Isman Ridhwansah, menambahkan pentingnya peran media sosial dalam mengedukasi masyarakat, khususnya generasi muda. Pesan pengelolaan sampah, kata dia, perlu dikemas secara kreatif dan relevan agar mudah diterima.
Dalam kesempatan tersebut, BLDF juga memaparkan program Kudus ASIK yang mendorong pemilahan sampah dari rumah serta sistem penjemputan sampah organik secara berkala. Program ini membangun rantai pengelolaan sampah organik yang berkesinambungan hingga ke fasilitas pengolahan.
Kegiatan ditutup dengan sesi praktik berupa demo memasak zero waste serta pelatihan pembuatan konten media sosial. Para kader PKK dibekali keterampilan mengolah bahan pangan secara menyeluruh sekaligus kemampuan menyampaikan pesan edukatif tentang pengelolaan sampah organik di ruang digital.
Jurnalis: Tomi Budianto
Editor: Rosyid
































