DEMAK, Lingkarjateng.id – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Demak terus melakukan upaya pengelolaan sampah secara optimal dan berkelanjutan dengan menerapkan sanitary landfill di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Berahan Kulon. Langkah ini dinilai efektif untuk memperpanjang usia TPA sekaligus menekan dampak pencemaran lingkungan.
Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Demak, Sudarwanto, belum lama ini.
Sudarwanto menjelaskan bahwa sanitary landfill merupakan metode pengolahan sampah yang dilakukan dengan pengurukan. Saat ini langkah tersebut telah dilakukan melalui dua cara yakni dengan urukan tanah dan plastik geomembran yang digunakan untuk menutup sanitary landfill.
“Pertama itu dengan urukan. Urukan ini kita sudah mengupayakan sekitar 100 sampai 150 dump truk tanah urukan. Kemudian yang kedua kita menggunakan geomembran. Jadi geomembran itu adalah plastik yang digunakan untuk menutup sanitary landfill. Plastiknya sudah diatur mempunyai standardisasi ukurannya 250 mikron. Jadi tidak sembarang plastik yang mudah sobek,” jelasnya.
Metode ini dinilai akan membuat sampah organik bisa membusuk di TPA ditambah mencegah bau sampah yang menyengat. Ia menuturkan, pengurukan akan dilakukan seminggu sekali dengan ketinggian sanitary landfill maksimal 3 meter. Sehingga tidak akan menimbulkan gunungan sampah.
“Sampah yang masuk itu kemudian kita uruk seminggu sekali, nanti akan terjadi pembusukan dan tanah itu akan turun,” tuturnya.
Selain bertujuan untuk memperpanjang usia TPA, pihaknya juga menyebut, sanitary landfill bisa bermanfaat, seperti halnya gas metana yang dihasilkan serta lindi yang mengalir.
“Sanitary landfill itu juga kita tanami pipa-pipa supaya gas metana sampah bisa keluar, itu bisa dimanfaatkan. Kemudian lindi yang mengalir karena air hujan yang terserap di lahan bisa juga dibuat pupuk kompos,” terangnya.
Menurut Sudarwanto, dengan adanya metode pengolahan ini, TPA di Berahan Kulon , Kecamatan Wedung, Demak diperkirakan masih bisa beroperasi hingga 2050.
“Kalau TPA hanya kita jadikan pembuangan tanpa pengolahan seperti ini, paling 2030 udah selesai itu (TPAnya penuh),” ungkapnya.
Ia mengatakan, dari total lahan TPA di Berahan Kulon seluas 25,03 hektare, saat ini sudah ada 1,7 hektare lahan yang digunakan sebagai lahan sanitary landfill. Lahan tersebut dibagi menjadi dua sel dan dapat menampung hingga 3000 ton sampah.
“Sekarang 1,7 hektarenya sudah dijadikan dua sel sanitary landfill. Jika nanti pengelolaannya dengan cara seperti ini terus, sampai RPJM 2050 juga lahan TPA masih banyak yang sisa. Dua sel tersebut sekitar 3000 ton kapasitasnya. Sampah yang masuk dipilih yaitu organik dan plastik, kalau limbah B3 tidak bisa,” jelasnya.
Tahun depan, DLH Demak akan menambah luasan lahan dan jumlah sel sanitary landfill di TPA Berahan Kulon. Dengan metode penerapan sanitary landfill ini diharapkan mampu menjadi salah satu solusi untuk mengelola sampah secara lebih optimal dan berkelanjutan di Kabupaten Demak.
Jurnalis: M Burhanuddin Aslam
Editor: Sekar S

































