GROBOGAN, Lingkarjateng.id – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Grobogan telah berjalan sejak Maret 2025. Hingga saat ini, tercatat sebanyak 29 dapur MBG sudah beroperasi, sementara 11 dapur lainnya masih menunggu izin operasional. Sehingga, total terdapat 40 dapur yang telah tersedia di wilayah Grobogan.
Koordinator Wilayah Satuan Pendidikan Penyelenggara Gizi (SPPG) Grobogan, Verliana Dita, menjelaskan bahwa penambahan dapur MBG terus dilakukan agar seluruh siswa dan sasaran program segera merasakan manfaat dari program prioritas Presiden Prabowo Subianto tersebut.
Ia menargetkan hingga akhir tahun 2025 terdapat 135 dapur SPPG yang beroperasi di seluruh wilayah Grobogan.
“Terakhir 135 (unit SPPG), tahun ini target operasional,” ujarnya.
Meski pembangunan dapur terus masif dilakukan, sejumlah orang tua siswa menyampaikan keluhan terkait kualitas makanan yang disajikan dalam program MBG.
Wakid, salah seorang orang tua siswa, mengungkapkan bahwa anaknya sering tidak menghabiskan makanan karena nasi yang disajikan sudah mengeras dan dagingnya alot.
“Anak saya cerita jarang menghabiskan makanan karena nasinya keras, begitu juga dengan dagingnya kadang alot jadi susah dikunyah,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa sejauh ini tidak ditemukan kasus keracunan maupun makanan basi di sekolah anaknya. Namun, masalah utama tetap pada cita rasa makanan yang kurang menarik bagi anak.
“Tidak ada (keracunan), makanan tidak layak makan juga belum ada, tapi ya itu tadi, kebanyakan keluhan anak saya makanannya tidak enak (nasi keras dan daging alot),” tambahnya.
Hal senada disampaikan oleh Sinta, orang tua siswa lainnya. Ia menyayangkan menu MBG yang tidak menggugah selera makan anaknya sehingga sering tidak dihabiskan.
“Untuk dapur umum semoga ke depannya dapat melakukan survei atau riset terlebih dahulu agar dapat memberikan makanan yang sesuai dan menggugah selera anak. Kita kan tahu ya, anak itu rewel kalau soal makanan, kan sayang makanannya kalau gak dimakan,” tuturnya.
Pihak SPPG Grobogan sendiri belum memberikan tanggapan langsung atas keluhan yang disampaikan para orang tua tersebut.
Jurnalis: Ahmad Abror
Editor: Sekar S































