PATI, Lingkarjateng.id – Jalan penghubung Desa Asempapan, Kecamatan Trangkil dan Desa Jetak Kecamatan Wedarijaksa kondisinya sangat memprihatinkan. Berdasarkan pantauan di lapangan pada Selasa, 28 Februari 2023, titik terparah berada di wilayah Desa Jetak.
Banyak jalan berlubang dengan ukuran besar di sepanjang Jalan Desa Asempapan-Jetak. Hal ini diperparah dengan kondisi jalan di beberapa titik yang tidak rata.
Kondisi ini dikeluhkan para pengendara, salah satunya Salam (25). Menurutnya, kondisi jalan rusak tersebut semakin hari makin parah. Apalagi, saat ini cuacanya sedang hujan, kondisinya makin memprihatinkan.
“Saya setiap hari melewati jalan ini untuk bekerja. Parah banget ini kondisinya. Sudah lama tidak diperbaiki. Diperbaiki pun itu hanya ditambal dengan tanah. Tapi, nambalnya nggak niat,” keluhnya.
Ia mengatakan bahwa beberapa kali pemerintah melakukan mengurukan jalan yang berlubang. Namun, tanah urukannya tidak diratakan. Sehingga, membuat jalan bergelombang.
“Pokoknya nambalnya nggak niat banget. Itu ada jalan yang agak cekung, pas hujan sering menggenang. Itu diuruk, tapi tanahnya tidak diratakan. Ra niat blas pokoknya,” ujarnya.
Sementara itu, Bagus (24) warga Desa Asempapan, menyampaikan bahwa kerusakan jalan ini sudah membahayakan para pengguna jalan. Beberapa kali pengendara motor jatuh karena terpeleset atau terperosok di jalan berlubang.
“Sudah beberapa kali ada ibu-ibu dan mbah-mbah mengendarai motor jatuh terpeleset karena lubang jalan yang tergenang air. Ditambah beberapa akhir bulan ini musim hujan,” ucapnya.
Dirinya mengaku harus melewati jalan ini untuk menuju ke Pati Kota. Kalau memutar terlalu jauh. Tak hanya itu, ia juga harus memperlambat laju untuk menghindari kubangan.
“Akibat jalan tersebut saya selaku pengguna roda dua sering servis motor ke bengkel. Apalagi para pengguna roda empat,” keluhnya.
Warga lainnya, Toni (30) berharap Jalan Asempapan-Jetak segera diperbaiki. Pasalnya, jalan ini merupakan akses utama warga Asempapan untuk menuju ke Wedarijaksa dan Pati Kota.
“Jalan ini sangat dibutuhkan warga sekitar. Banyak keluhan masyarakat yang terdampak dari kendaraan besar yang lewat,” ujar Toni yang juga mantan Ketua Karang Taruna Desa Asempapan ini.
Menurutnya, saat ini terjadi simpang siur, apakah perbaikan jalan harus dibebankan ke Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUTR) Kabupaten Pati atau Pemerintah Desa (Pemdes) setempat.
Menanggapi hal itu, menurutnya perbaikan jalan dibebankan ke Pemdes saja. Karena, kalau menunggu DPUTR terlalu lama. Supaya tidak semakin parah juga.
“Sebaiknya pembangunan jalan dibebankan ke desa saja. Supaya segera diperbaiki dan nggak berbelit-belit,” ungkapnya.
Di sisi lain, Sekretaris Desa (Sekdes) Asempapan, M. Muslihan, menjelaskan bahwa saat ini jalan tersebut masih menjadi tanggung jawab DPUTR Pati. Namun, pihaknya saat ini sedang berupaya agar jalan itu dikembalikan lagi ke pemerintah desa supaya dapat ditangani dengan segera.
“Kemarin waktu aku memberikan surat penarikan kembali ditolak oleh DPU, karena harus ada tanda tangan Kades Jetak dan Asempapan. Surat saat ini sudah direvisi, sudah ditandatangani juga oleh kedua Kades. Ini sudah dikirim lagi ke kantor Setda dan DPU. Tinggal nunggu proses pengembalian,” jelasnya. (Lingkar Network | Koran Lingkar)