REMBANG, Lingkarjateng.id – Keberadaan gas LPG 3 kilogram di Kabupaten Rembang kian hari semakin langka. Terpantau di sejumlah pangkalan, stok gas LPG 3 kilogram nampak kosong. Hanya ada tabung gas kosong yang tersusun rapi di bagian depan pangkalan.
Atas kondisi tersebut, tidak sedikit masyarakat yang mengeluh susahnya mendapatkan gas subsidi dari pemerintah itu. Misalkan ada pun harganya jauh lebih tinggi ketimbang harga normalnya.
Seperti yang dialami Fani (28) warga Desa Sumberjo, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang yang mengaku kesulitan mendapatkan gas LPG 3 kilogram beberapa hari belakangan.
“Akhir-akhir ini sudah kesulitan kalau mau mencari gas (LPG 3 kilogram). Biasanya di pangkalan stoknya selalu ada tapi kok sekarang kosong terus,” ujar Fani saat ditemui di Rembang, Rabu, 2 Agustus 2023.
Ia mengaku terpaksa membeli gas LPG di warung-warung dengan konsekuensi harga yang jauh lebih tinggi.
“Kemarin itu dapat harga lebih mahal Rp 27 ribu, itu pun dapat cuma 1 tabung di warung. Sekarang mau mencari lagi sudah kesulitan, kosong semua,” keluhnya.
Hal senada juga diungkapkan, Andi Hermawan yang merupakan pedagang bakso di Desa Sendangagung, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang. Sebagai pelaku usaha makanan, tentu gas LPG menjadi kebutuhan pokok yang wajib terpenuhi.
Dengan kondisi kelangkaan gas LPG seperti ini, ia terpaksa berkeliling ke desa-desa lain untuk membeli gas LPG. Diakuinya jika harga gas LPG 3 kilogram memang mengalami kenaikan harga.
“Di pangkalan itu dulu-dulu harganya Rp 19 ribu, kemudian ini naik menjadi Rp 22 ribu. Bahkan kemarin katanya ada yang sampai dapat harga Rp 35 ribu 1 tabung. Mungkin itu belinya di toko-toko yang kulak sampai ke luar kota,” kata Andi.
Secara pasti, faktor yang menyebabkan kelangkaan gas LPG masih belum diketahui. Sampai berita ini dibuat, sejumlah pemilik pangkalan gas LPG enggan untuk berkomentar. (Lingkar Network | R Teguh Wibowo – Lingkarjateng.id)