PATI, Lingkarjateng.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati telah meningkatkan status dari siaga ke tanggap darurat bencana per 4 Maret 2023. Hal ini menyusul dampak bencana banjir yang meluas sejak akhir tahun 2022 meluas. Saat ini terdapat 48 desa dari 9 kecamatan yang masih terendam banjir.
“Status tanggap darurat bencana kita tetapkan 14 hari dulu. Itu dimulai dari tanggal 4 Maret, karena sebelumya kita sudah membangun dapur umum di beberapa tempat,” ungkap Penjabat (Pj) Bupati Pati, Henggar Budi Anggoro, dalam rapat koordinasi yang berlangsung di Ruang Joyokusumo Pendopo Pati pada Rabu, 8 Maret 2023.
Penetapan peningkatan status siaga ke tanggap darurat bencana tersebut dinilai telah memenuhi indikator ketika disandingkan dengan Peraturan Bupati. Antara lain adanya pengungsian dan korban yang terdampak, gangguan fungsi pelayanan umum di pemerintahan, dan kemampuan sumber daya alam yang mengalami gangguan seperti sulitnya mendapatkan air bersih.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati, Martinus Budi Prasetya, menuturkan bahwa peningkatan status siaga bencana menjadi status tanggap darurat bencana sebab utamanya yakni meluasnya wilayah yang terdampak banjir. Menurut data terakhir ada sekitar 2.600 kepala keluarga dan 7.543 jiwa yang terdampak banjir di Kabupaten Pati.
“Maka memang perlu ada peningkatan atas keputusan Bupati sebelumnya yang hanya menetapkan siaga bencana pertanggal 27 Desember 2022 sampai dengan 25 Maret 2023. Setelah cakupan banjir ini lebih parah dari situasi di akhir ini, kemudian ditingkatkan menjadi status tanggap darurat,” bebernya.
Setelah penetapan status tanggap darurat bencana ini, Pemkab Pati akan mendirikan posko di beberapa titik. Di antaranya di Klenteng Hok Tik Bio, Kantor Dinas Sosial (Dinsos) dan kantor BPBD Kabupaten Pati.
“Artinya ada tiga titik posko bencana yang akan dibangun. Mungkin kami akan koordinasi juga dengan para kepala desa, seperti kemarin kita buka di Wilayah Jongso, Desa Wotan, Desa Poncomulyo, Gadudero Sukolilo. Ini ada unit dapur umum yang kita bangun kemudian juga di Gabus,” tandasnya.
Cegah Banjir, Diskominfo Pati Gandeng BPBD Soal Tanggap Darurat Bencana
Terpisah, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Pati juga turut berkontribusi mempublikasi status darurat tanggap bencana agar masyarakat lebih waspada.
Salah satu upaya publikasi informasi tersebut seperti diselenggarakannya dialog interaktif bersama BPBD di radio Suara Pati dengan menyampaikan informasi seputar prakiraan cuaca dan assessment berjenjang.
“Ini adalah tugas kita bersama dalam mencegah banjir. Jadi kita gandeng BPBD, untuk kemudian kita gelar tanya jawab bersama masyarakat melalui radio Suara Pati 87,6 FM,” kata Kepala Diskominfo Pati, Ratri Wijayanto. (Lingkar Network | Khairul Mishbah – Koran Lingkar)