KUDUS, Lingkarjateng.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus terus berupaya menstabilkan harga pangan di pasaran. Apalagi saat bulan Ramadan ini, harga kebutuhan bahan pangan biasanya mulai melonjak naik. Oleh karena itu Pemkab Kudus rutin melakukan pemantauan harga kebutuhan bahan pangan di pasar dan operasi pasar untuk menstabilkan harga pangan.
Bupati Kudus, M. Hartopo, menyebut bakal segera melaksanakan operasi pasar untuk memantau harga bahan pangan saat Ramadan dan jelang lebaran.
“Kami akan memantau harga bahan pangan supaya tetap stabil,” ucapnya.
Dapat DID Rp 10,4 Miliar, Pemkab Kudus Akan Gelar Pasar Murah di 9 Kecamatan
Tak hanya itu, Bupati Hartopo juga berencana mengerahkan tim khusus yang nantinya akan bertugas meninjau berbagai pasar di Kudus memastikan harga kebutuhan bahan pangan tetap stabil.
“Pemantauan ini terutama akan kami lakukan saat bulan Ramadan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri,” ujarnya.
Bupati Hartopo juga mendorong Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertanpangan) dan Dinas Perdagangan untuk terus mengawal harga kebutuhan pokok saat awal Ramadan melalui operasi pasar atau pasar murah.
Dengan begitu, harga kebutuhan pokok bisa terkendali, mengingat saat Ramadan maupun lebaran harga mengalami kenaikan.
“Ini menjadi upaya pengendalian inflasi. Mengingat di Kudus beras dan minyak menjadi momok inflasi,” katanya.
Dorong Pelaku UMKM Kembangkan Produk, Pemkab Kudus Inisiasi Pasar Rakyat
Untuk itu, lanjut Hartopo, pasar murah baik yang diselenggarakan oleh Dispertanpangan dan Dinas Perdagangan jangan hanya digelar setahun sekali. Paling tidak, bisa digelar sebulan sekali dengan menggandeng pihak lain.
“Paling tidak pasar murah satu bulan sekali atau seminggu sekali. Silakan gandeng stakeholder, yang penting bisa gelar pasar murah,” jelasnya.
Menurutnya, selain dengan melakukan pemantauan, mengadakan pasar murah juga bertujuan untuk menstabilkan harga bahan pangan. Oleh karenanya, dinas yang membidanginya harus rutin dalam menggelar pasar murah.
Ia menjelaskan, Dinas Pertanian dan Pangan sebagai inisiator bisa menggandeng Dinas Perdagangan dan stakeholder. Di samping stabilisasi harga, juga bisa menekan laju inflasi di Kudus. Mengingat, beberapa waktu lalu beras dan minyak goreng mengalami kenaikan harga.
“Bisa menggandeng stakeholder dan diadakan rutin. Agar harga tetap stabil dan tidak mengalami inflasi seperti beberapa waktu lalu. Sekarang, inflasi di Kudus sudah berada di bawah angka rata-rata nasional,” bebernya.
Lebih lanjut, Hartopo juga berharap adanya forum dialog dengan mendatangkan petani, gabungan kelompok tani, tengkulak, penyuplai, dan konsumen. Dengan begitu, akan ada titik temu antara petani dan solusi terkait masalah yang melilit petani.
“Kalau ada dialog interaktif antara petani dan konsumen pasti lebih gayeng. Dari situ, ada umpan balik biar pasokan bahan pangan di Kudus aman,” tandasnya. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus. S – Koran Lingkar)