Siapkan Kurikulum Merdeka, Guru di Kudus Berlatih Proyek Eco Enzyme

Siapkan-Kurikulum-Merdeka,-Guru-di-Kudus-Berlatih-Proyek-Eco-Enzyme

PRAKTIK: Guru SMP 5 Kudus saat sedang praktik membuat Eco Enzyme di sekolah guna persiapan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM), Rabu (6/7). (Nisa Hafizhotus Syarifa/Lingkarjateng.id)

KUDUS, Lingkarjateng.id – SMP 5 Kudus mulai mempersiapkan proyek-proyek yang akan diterapkan dalam tahun ajaran baru 2022/2023. Pasalnya, pada tahun ajaran baru nanti, sekolah akan mulai menerapkan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM).

“Saat penerapan IKM nanti, harus ada proyek yang diajarkan kepada siswa untuk pembelajaran. Oleh karena itu kami mulai berlatih membuat Eco Enzyme ini agar bisa mengajari siswa terkait hal ini,” jelas Tuwuh Waluya selaku Wakil Sarpras SMP 5 Kudus, Rabu (6/7).

Ia mengatakan, dalam penerapan Implementasi Kurikulum Merdeka harus menunjang unsur-unsur penguatan profil pelajar Pancasila. Di antaranya yaitu religius, berwawasan global, komunikasi, kolaborasi, berpikir kritis, dan mandiri.

54 SD di Kudus Matangkan Persiapan Implementasi Kurikulum Merdeka

“Proyek ini nanti akan dilakukan oleh siswa kelas VII untuk menunjang IKM. Karena dalam IKM ini siswa harus mengerjakan proyek-proyek dan guru harus bisa mengajarkannya,” terangnya.

Pihaknya pun memastikan bahwa, proyek Eco Enzyme ini aman untuk dipraktikkan oleh siswa saat menerapkan Kurikulum Merdeka. Hal ini lantaran pembuatan Eco Enzyme menggunakan bahan-bahan alami.

“Kami memilih program ini karena bahannya yang mudah didapat, aman, dan bisa membantu mengatasi limbah,” ucapnya.

Selain itu, lanjut Tuwuh, Eco Enzyme juga mempunyai banyak manfaat, seperti bisa digunakan untuk membersihkan alat rumah tangga dan menyembuhkan luka luar pada badan.

Selain proyek Eco Enzyme, SMP 5 Kudus juga akan membuat proyek Ratulica (Rajin Tulis dan Membaca) dan pembuatan Ecoprint. Seluruh guru pun akan bertanggung jawab atas proyeknya masing-masing agar bisa mengajarkan kepada para siswa saat Kurikulum Merdeka diterapkan.

“Setiap tim proyek terdiri dari 14 guru. Kemudian, tiap proyek kami mengundang narasumber yang handal di bidangnya,” katanya.

Dalam pelatihan proyek Eco Enzyme, pihak sekolah mengundang Purnawirawan selaku Ketua Organisasi World Clean up Day Kudus. Hal ini agar para guru bisa memahami secara tepat cara pembuatan Eco Enzyme.

Purnawirawan menerangkan, proses pembuatan Eco Enzyme ini aman dan sangat bermanfaat. Sehingga, menurutnya, proyek Eco Enzyme dinilai tepat jika diterapkan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.

“Prosesnya sederhana tapi manfaatnya sangat banyak. Selain itu, Eco Enzyme juga sangat aman tanpa ada risiko,” pungkasnya. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus Syarifa – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version