GROBOGAN, Lingkarjateng.id – Akses jalan penghubung antara Desa Asemrudung-Jembangan, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan rusak parah. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Grobogan menyebut baru bisa dilakukan perbaikan secara bertahap di tahun anggaran 2024.
Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Grobogan, Wahyu Tri Darmawanto mengatakan untuk Jalan Asemrudung-Jambangan akan diprogramkan secara bertahap pada usulan kegiatan 2024. Strategi yang akan digunakan untuk membangun jalan tersebut menurutnya ada dua.
Yang pertama pembangunan akan diprioritaskan baik dari Asemrudung maupun Jambangan sampai pada rumah warga terakhir. Sebelum menyambungkan ruas jalan tersebut yang pada bagian tengah berada di area hutan.
“Panjang jalan tersebut sekitar 7 Km dan banyak jembatan rusak, yang membutuhkan biaya sangat besar. Sementara di bagian tengah ruas jalan berada di tengah hutan,” ujarnya, pada Senin, 17 Oktober 2022.
Secara lebih rinci, panjang ruas dari Desa Jambangan ke timur sampai rumah warga terakhir adalah 2,1 km. Kemudian, 2,8 Km dari balai Desa Asemrudung ke barat sampai rumah terakhir dan sisanya 2,5 Km berada di areal hutan.
Wahyu menyebutkan, pioritas pembangunan jalan dimulai dari Jambangan ke arah Asemrudung dengan total panjang 2 Km. Selanjutnya, prioritas pembangunan berikutnya dimulai dari Desa Asemrudung ke arah Desa Jambangan, namun hanya samapi dengan rumah terakhir warga Desa Asemrudung sepanjang 2,8 KM.
Ia menjelaskan, untuk membangun jalan tersebut setiap 1 Km diperluas biaya Rp 3,5 miliar.
“Prinsipnya Pemkab akan membangun jalan yang menjadi tanggung jawab Pemkab atau jalan kabupaten. Namun dengan keterbatasan dana, maka akan dilakukan bertahap dan merata di semua kecamatan,” imbuhnya.
Menurutnya saat ini untuk warga Desa Asemrudung sudah dibangunkan akses lewat pembangunan jalan Kenteng, Bangsri, Monggot. Sementara untuk warga Jambangan sudah dibangunkan jalan Geyer-Jambangan.
Sementara dari pantauan, belum lama ini, jalan tersebut hanya bisa diakses dengan kendaraan roda dua. Sedangkan untuk kendaraan roda empat sama sekali tak bisa melintas. Kondisi jalan tampak berlumpur saat musim hujan dan bongkahan batu-batu pun berceceran bercampur tanah. (Lingkar Network | Muhamad Ansori – Koran Lingkar)