PATI, Lingkarjateng.id – Alih-alih meningkat karena banyaknya pemudik, penjualan janur ketupat di Kabupaten Pati justru mengalami penurunan. Penurunan ini dirasakan sudah hampir sepekan berjalan.
Suci (47), salah satu penjual janur ketupat di Pasar Juwana mengaku bahwa, ada kecenderungan penurunan penjualan. Meski dirinya sudah berjualan selama sepekan.
Dirinya mengatakan bahwa, hanya mampu menjual 20 ikat janur ketupat per hari pada Lebaran tahun ini.
“Jualan sepi, tidak seperti dulu. Lebaran tahun kemarin masih ramai. Minimal masih bisa menjual 2.000 lembar janur. Sedangkan lebaran ini hanya bisa menjual 1.000 lembar atau 20 ikat janur,” terang Suci.
Di sisi lain, ia juga menurunkan harga janur jualannya agar dapat bersaing dengan pedagang lain. Diterangkan olehnya, sebelumnya dirinya menjual satu ikat janur harganya Rp 20 ribu. Sedangkan saat ini, harganya terpaksa diturunkan menjadi Rp 15 ribu.
“Satu ikat belinya Rp 10 ribu. Kemudian saya jual Rp 15 ribu. Jadi per ikat untung Rp 5 ribu. Saat ini sehari hanya menjual 20 ikat. Itupun tidak pasti habis segitu,” tambahnya.
Antisipasi Lonjakan Wisatawan, Dinporapar Pati Perketat Prokes
Suci sendiri mulai berjualan dari pukul 06.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB dengan membawa 40 ikat janur ketupat per hari.
Ia sendiri menyebut lonjakan pembeli ketupat biasanya ramai di hari ke 7 Lebaran. Biasanya pelanggannya tidak hanya dari masyarakat Juwana saja. Akan tetapi, ada yang dari wilayah lainnya, yakni Batangan, Winong, bahkan ada yang dari Tayu.
Rencananya, dirinya akan berhenti jualan janur ketupat setelah pembeli benar-benar sudah sepi.
“Nanti kalau pembeli masih banyak jualan sampai hari Rabu. Kalau pembeli sudah tidak ada, mungkin hari Senin sudah berhenti berjualan,” pungkasnya. (Lingkar Network | Aziz Afifi – Lingkarjateng.id)