Pemdes Desak Pemkab Kudus Normalisasi Sungai Jratun Seluna

TANGGUL JEBOL: Ilustrasi tanggul Sungai Dawe Desa Temulus yang jebol karena air yang meluap dan menyebabkan bencana banjir. (Ihza Fajar/Lingkarjateng.id)

TANGGUL JEBOL: Ilustrasi tanggul Sungai Dawe Desa Temulus yang jebol karena air yang meluap dan menyebabkan bencana banjir. (Ihza Fajar/Lingkarjateng.id)

KUDUS, Lingkarjateng.id Pemerintah Desa (Pemdes) Temulus mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus untuk segera menormalisasi Sungai JU1 Jratun Seluna yang ada di perbatasan Kudus-Pati. Pasalnya, kondisi sungai sudah dangkal, bahkan membuat permukiman di dua daerah tersebut tergenang banjir pada Sabtu, 31 Desember 2022 lalu.

Kepala Desa Temulus, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Suharto mengungkapkan, pemerintah melalui dinas terkait, perlu segera melakukan normalisasi sungai atau pengerukan sedimentasi yang ada di dalam sungai tersebut. Jika hal itu tidak segera dilakukan, maka Desa Temulus akan tergenang banjir setiap musim hujan tiba.

“Normalisasi Sungai JU1 Jratunseluna itu perlu segera dinormalisasi agar dapat mengantisipasi kejadian serupa,” ungkapnya, Senin, 2 Januari 2023.

Suharto menyebut, jika Sungai Jratun Seluna dari hulu ke hilir tidak segera dinormalisasi, maka Sungai Dawe yang melintasi Desa Temulus dengan kondisi saat ini sudah tidak mampu menampung debit air saat musim hujan. Akibatnya, ratusan rumah warga desa setempat akan tergenang banjir.

Normalisasi itu, kata dia, perlu dibarengi dengan pembenahan dan perawatan tanggul Sungai Dawe. Pasalnya, kondisi tanggul Sungai Dawe saat ini sudah kritis. Tidak hanya itu, untuk antisipasi banjir di Desa Temulus, perlu juga dilakukan peninggian tanggul Sungai Dawe.

“Saya sudah usulkan mitigasi ini ke Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana sejak 2020. Tapi sampai saat sekarang belum direalisasikan,” tegasnya.

Dampak dari luapan Sungai Dawe sejak 31 Desember 2022 hingga 1 Januari 2023, terdapat 530 rumah warga yang tergenang banjir. Dari jumlah rumah tersebut, terdapat 2.429 jiwa dari 715 Kepala Keluarga (KK).

“Dari ribuan jiwa tersebut, balita yang terdampak banjir sebanyak 103 jiwa, lansia 225 jiwa, ibu hamil 13 jiwa, ibu menyusui 72 jiwa dan disabilitas 15 jiwa,” tandasnya. (Lingkar Network | Ihza Fajar – Koran Lingkar)

Exit mobile version