PATI, LINGKAR – Memasuki bulan Juni ini, suhu panas musim kemarau sudah mulai terasa. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pati melalui Kepala Seksi (Kasi) Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (Pugar) Ari Wibowo menilai kondisi ini sangat cocok untuk memulai memproduksi garam.
Oleh karena itu, ia menyatakan bahwa pada tahun ini Pemerintah Kabupaten Pati menargetkan produksi garam sebesar 200 ribu ton.
“Prediksi di kita, produksi garam bisa maksimal di musim kemarau nanti. Maka ditarget kita sampai 200 ribu ton,” kata Ari saat ditemui di ruang kerjanya, baru-baru ini.
Demi mencapai target, lanjut Ari, DKP Kabupaten Pati mendorong para petani garam untuk memaksimalkan pemanfaatan inovasi dalam produksi.
“Sebetulnya kalau inovasi, sudah mulai diterapkan semenjak 2012 dari banyak percobaan yang dilakukan. Mulai dari adanya rumah tabel, ada rumah prisma, ada ulir, kemudian sekarang yang lagi ngetren geoisolator,” jelasnya.
Ia menyatakan, penggunaan geoisolator selama ini telah terbukti dapat meningkatkan kualitas garam yang dihasilkan para petani.
“Jadi konsep meja garam yang dilapisi geoisolator tersebut dapat meningkatkan kualitas produksi para petani. Inovasi tersebut membuat kotoran yang di meja garam akan bersih ketika masuk di ulirnya. Jadi hasil produksi benar-benar murni tanpa ada kotoran yang tercampur,” tuturnya.
Setelah mengetahui manfaat dari inovasi geoisolator, lanjut Ari, para petani garam saat ini sudah mulai membeli alat secara mandiri dan tidak menunggu datangnya bantuan. (KHAIRUL MISBAH – KORAN LINGKAR)