Mahasiswa Kudus Ikuti Penyuluhan Peluang Kerja ke Jepang

Mahasiswa Kudus Ikuti Penyuluhan Peluang Kerja ke Jepang

SOSIALISASI: Kepala Program Japanese School Yamato Jawa Tengah, Ragil Rohmatulloh sosialisasi di ITEKES Cendekia Utama Kudus. (Nisa Hafizhotus Syarifa/Lingkarjateng.id)

KUDUS, Lingkarjateng.id – Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Jawa Tengah bersama Japanese School Yamato mengadakan kegiatan penyuluhan terkait pengembangan karier atau peluang kerja ke Jepang. Kegiatan ini diadakan di ITEKES Cendekia Utama Kudus pada Kamis 21 Juli 2022.

Kepala Program Japanese School Yamato Jawa Tengah, Ragil Rohmatulloh mengatakan, tujuan diadakannya kegiatan ini yaitu untuk memberikan peluang kepada para mahasiswa yang ingin meniti karier di Jepang. Sekaligus, untuk membantu pemerintah menanggulangi pengangguran di usia produktif.

“Program kami ini turut didukung oleh pemerintah. Jadi kami juga ingin menyukseskan penanggulangan pengangguran di usia produktif melalui program ini,” ucapnya.

Ia mengatakan, kegiatan ini dilakukan di ITEKES Cendekia Utama Kudus lantaran kebutuhan pekerja ahli yang saat ini banyak dibutuhkan adalah care giver atau perawat untuk lansia. Menurutnya, di Jepang sangat membutuhkan tenaga care giver karena adanya ketimpangan antara angka kelahiran dan kematian.

Ragil mengatakan, orang-orang di Jepang sangat tertarik untuk merekrut tenaga care giver dari Indonesia. Hal ini lantaran orang Indonesia sangat ramah dan bisa menjaga para lansia dengan baik.

“Oleh karena itu, solusinya memang orang-orang Jepang merekrut tenaga ahli care giver dari Indonesia,” katanya.

Dirinya menyebutkan, ada sekitar 20 ribu kuota untuk pekerja keahlian spesifik dari Indonesia di Jepang. Kuota paling banyak yakni kebutuhan pekerja care giver yang mencapai lebih dari 20 persen dari total kuota.

“Kami membuka 14 bidang keahlian bagi masyarakat Indonesia yang ingin bekerja di Jepang. Contohnya seperti bidang konstruksi, manufaktur, pertanian, peternakan, pengolahan makanan, hospitality dan paling banyak yakni tenaga care giver,” sebutnya.

Pihaknya menyampaikan, ada banyak hal menarik yang bisa diambil ketika mengikuti program ini. Terutama, mendapatkan pengalaman menyenangkan bisa bekerja langsung di Jepang.

“Kemudian untuk gajinya juga sangat menjanjikan. Contohnya jika kita bandingkan, untuk tenaga care giver di Indonesia itu gajinya sekitar Rp 5 juta per bulan, sementara di sana bisa sampai Rp 25 juta,” bebernya.

Selanjutnya, ketika sudah bekerja selama lima tahun, pekerja dari Indonesia bisa mengikuti tes di Jepang. Jika lulus tes itu, maka gaji mereka bisa naik hingga dua kali lipat dari gaji awal.

“Kalau mengikuti program dari kami, kontraknya bisa langsung lima tahun. Setelah itu, jika memang perusahaan masih membutuhkan, bisa diberikan visa tambahan dan bisa mengajak keluarganya untuk ikut tinggal di Jepang,” terangnya.

Ragil memaparkan, untuk mengikuti program ini sebenarnya cukup mudah. Pasalnya, seleksi penentuan pekerjaan atau matching job dalam program ini dilakukan secara langsung oleh perwakilan dari Jepang.

“Kami akan mendatangkan orang Jepang langsung ke sini. Kriterianya yang penting pada saat bulan ke sepuluh, bisa berbicara secara komunikatif. Lalu setelah itu akan ada pemantapan bagi peserta untuk memenuhi kualifikasi sebagai standar pekerjaan keahlian khusus di Jepang,” paparnya. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus Syarifa – Koran Lingkar)

Exit mobile version